Dari 2.175 orang yang masuk tahap finalisasi SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal) Angkatan VI Universitas Negeri Yogyakarta, lolos sebanyak 1.780 orang dan mengikuti tes online. Tes online ini diadakan dalam rangka untuk rekrutmen peserta SM3T yang akan ditempatkan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal. Demikian dikatakan Adi Dewanto, M.Kom selaku koordinator Teknologi Informasi SM3T di UNY. Program SM-3T sendiri adalah Program Pengabdian Sarjana Pendidikan dari PTN maupun PTS seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah terdepan terluar dan tertinggal selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). SM3T merupakan salah satu kebijakan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T melalui Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.
Dalam tes online yang dilaksanakan di Layanan Internet Mahasiswa UNY (Limuny), (26/7), para peserta akan menjalani seleksi dalam 6 sesi dimana tiap sesi diikuti oleh sekitar 200 peserta. Dalam tes online selama 3 hari ini UNY menyelenggarakan tes bagi 28 program studi diantaranya Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Matematika, Pendidikan Teknik Mesin dan Pendidikan Seni Rupa. Para peserta akan menjalani tes kemampuan dasar, tes potensi akademik dan tes lain sesuai dengan program studi masing-masing. Hening Argasidi dari Prodi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta yang ingin mencari pengalaman dengan mengajar di luar Jawa sekaligus berharap dapat memperoleh sertifikat PPG. Demikian pula Rita Yunita dari prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro Lampung mengatakan bahwa dia ikut SM3T dengan harapan dapat mengajar di daerah terdepan terluar dan tertinggal agar siswa di sana tidak terlalu tertinggal pendidikannya.
Pada SM3T angkatan V, UNY menempatkan pesertanya di Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur sebanyak 70 orang, Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur 60 orang, Kabupaten Gayolues Aceh 70 orang, Kabupaten Malinau Kalimantan Utara 70 orang, Kabupaten Merauke Papua 40 orang, Kabupaten Sambas Kalimantan Barat 40 orang dan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat 50 orang. (dedy)