Banyaknya obyek wisata yang tersebar di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadikannya sebuah destinasi wisata, salah satunya yang menjadi primadona di Yogyakarta adalah kawasan Malioboro, karena merupakan sebuah kawasan perbelanjaan yang legendaris dan salah satu kebanggaan dari kota Yogyakarta. Di kawasan ini, wisatawan bisa menikmati sekaligus membeli berbagai cenderamata khas Yogyakarta yang ditawarkan oleh pedagang kaki lima di sepanjang jalan Malioboro. Jumlah pengunjung yang semakin meningkat di setiap tahunnya, seharusnya mampu menjadi sasaran hangat bagi para pedagang kali lima untuk bisa mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi lagi. Namun sayangnya, hal ini tidak banyak berdampak karena masyarakat kurang memahami teknik menarik minat wisatawan untuk membeli, membuat perencanaan bisnis yang baik, serta memaksimalkan media promosi yang ada. Untuk itu sekelompok mahasiswa UNY memiliki gagasan untuk membuat Pelatihan 3E (English for Tourism, Enterpreneur and E-Promotion) sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat di kawasan sekitar Malioboro.
Tanti Kurniah Sari dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Fisika FMIPA, Ismi Solikhatun dari Prodi Pendidikan Akuntansi FE, Rizki Nisa Setyowati Prodi Kebijakan Pendidikan FIP, Ardi Aprilianto Prodi Pendidikan Teknik Otomotif FT dan Muhammad Aziz Dharmawan Prodi Pendidikan Teknik Informatika FT UNY melaksanakan pelatihan tersebut di kampung Pajeksan, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta yang dekat dengan kawasan Malioboro.
“Pelatihan ini diadakan sebanyak 13 kali pertemuan, terdiri dari 7 kali pertemuan untuk pelatihan English for Tourism, 3 kali pertemuan untuk pelatihan Entrepreneur, dan 3 kali pertemuan untuk pelatihan E-Promotion. Pada pelatihan English for Tourism, peserta akan diajarkan tentang cara perkenalan yang baik, menawarkan produk, mengenalkan tempat menarik, mengenalkan kuliner tradisional, dan belajar praktik mendengarkan, berbicara serta membaca tulisan dalam bahasa Inggris,” kata Ketua Pelaksanaan Kegiatan, Tanti Kurniah Sari.
Sedangkan pada pelatihan Entrepreneur, peserta akan diajarkan tentang cara pengemasan yang baik dan menarik, menghitung biaya produksi, menentukan harga jual dan teknik pemasaran yang baik untuk hasil yang maksimal. Selanjutnya pada pelatihan E-Promotion, peserta akan diajarkan tentang cara mengelola website, membuat brosur yang menarik, dan cara memaksimalkan berbagai media sosial yang ada sebagai sarana dalam promosi produk yang akan dijual.
Ismi Solikhatun mengatakan bahwa dalam English for Tourism peserta akan dilatih untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu, setelah itu belajar mengenalkan tempat yang menarik di sekitar Malioboro serta belajar menawarkan barang beserta harganya menggunakan Bahasa Inggris. “Selain itu peserta juga akan belajar mempraktekkannya” kata Ismi. Sedangkan Pelatihan Entrepreneur atau Kewirausahaan bertujuan untuk membekali masyarakat Kampung Pajeksan dalam menjalankan usahanya baik di bidang kerajinan tempurung kelapa, penjualan produk dan homestay. Pelatihan E-Promotion ini dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, masyarakat Kampung Pajeksan diajarkan bagaimana cara mengelola website seperti cara memasang pamflet, foto, maupun yang lainnya di dalam website.
Adanya website ini diharapkan mampu mengenalkan sekaligus menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Pajeksan dan membeli produk-produk olahan masyarakat Kampung Pajeksan. Selanjutnya pada pertemuan kedua, masyarakat Kampung Pajeksan akan diajarkan bagaimana cara memaksimalkan media sosial yang ada dan pada pertemuan terakhir, masyarakat Kampung Pajeksan akan diajarkan bagaimana cara membuat brosur yang baik dan menarik. Brosur ini nantinya akan dijadikan sebagai media promosi masyarakat via offline agar dapat meningkatkan omset penjualan dari para pedagang di kawasan Malioboro yang berasal dari Kampung Pajeksan.
Kegiatan para mahasiswa UNY ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Pada Masyarakat tahun 2016. (dedy)