Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

WAYANG FLANEL DAN BODADI UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN PKN SD

$
0
0

Wayang flanel merupakan media pembelajaran untuk mengenalkan ciri khas bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan dan keramahtamahan yang diajarkan pada sekolah dasar kelas 3 semester 2. Media ini menggambarkan tentang keberagaman adat, yang terdiri dari suku Jawa, Bali, dan Aceh. Media ini digunakan sebagai media untuk bercerita bagi siswa kelas 3 berdasarkan cerita yang disajikan oleh guru. Media ini terbuat dari bahan dasar kain flanel dan dakron yang dijahit. Media ini juga aman digunakan oleh siswa kelas 3 karena bahan yang digunakan tidak berbahaya, dan siswa juga tinggal memainkannya tidak membuat sendiri. Demikian dikatakan Aida Fitria dari prodi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Menurutnya selama ini para guru menjelaskan materi tersebut berdasarkan buku atau bahan ajar yang dimiliki. “Pembelajaran hanya semata transfer ilmu dimana guru menjelaskan materi dan siswa hanya sebagai pendengar” kata Aida “Hal semacam ini akan menyulitkan siswa untuk memahami materi apalagi untuk menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari”. Dari sinilah maka Aida Fitria, Evy Astuti, Gupi Rohman Nurmansyah, Ahniasari Rosianawati dan Amin Listyani membuat media pembelajaran berupa wayang flanel, yaitu enam buah boneka yang merupakan tiruan tokoh adat dari beberapa provinsi sekaligus menyediakan panggung mini yang dapat digunakan siswa untuk memainkan wayang tersebut.

Sementara itu Fawzia Aswin Hadist membuat media pembelajaran yang berbeda. Dibantu oleh Wahyu Dias Pamungkasari, Siti Rikha Mahmudah, Deanaz Fasella Alan Perdana dan Tegaryuanti Febrika Wulandari membuat boneka dalam diorama yang disebut Bodadi. Mahasiswa PGSD UNY Kampus Mandala tersebut membidik budaya Trenggalek dan Tulungagung dalam media pembelajarannya. “Dalam media ini siswa diajak memainkan boneka sesuai alur cerita yang disusun guru” kata Fawzia “Siswa diajak mengenal pakaian adat, nama pantai serta tarian khas Trenggalek dan Tulungagung”. Bodadi berisi diorama tentang rumah adat Trenggalek dan Tulungagung. Setelah siswa berkeliling mempelajari budaya kedua daerah tersebut mereka diberi cerita rumpang, yaitu cerita yang dibuat oleh guru namun belum selesai. Tugas siswa adalah melanjutkan cerita itu dengan cara mereka sendiri sesuai pembelajaran yang sudah diajarkan, sehingga cerita tersebut menjadi utuh sesuai kreasi siswa.

Kedua media pembelajaran itu merupakan tugas dari mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar (PKN SD). Ditemui di kampus UPP II UNY Jl. Bantul, dosen mata kuliah tersebut, Faturrohman, M.Pd mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan menjabarkan perangkat pembelajaran, mulai dari Rencana Program Pembelajaran (RPP), pembuatan silabus, membuat bahan ajar hingga menjadi sebuah media pembelajaran. “Serta melatih mahasiswa untuk mengembangan perangkat bahan ajar hingga lebih kreatif dan inspiratif” katanya. Sesuai dengan karakteristik anak SD dan seusianya, metode ceramah akan menyebabkan siswa bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai metode–metode yang cocok untuk pembelajaran PKN agar siswa lebih tertarik pada pelajaran tersebut. Di sinilah setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar jika guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai metode belajar mengajar. (dedy)

Label Berita: 
Share/Save

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles