Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

UPACARA DIES NATALIS UNY KE-52

$
0
0

Tidak adanya persetujuan umum atas pendekatan dan konsep menangani perdamaian bukan  hanya satu satunya penyebab banyaknya konflik dan kekerasan antar bangsa dan dalam suatu bangsa, sebagaimana yang ada pada bangsa Indonesia. Penyebab penting adalah tidak adanya pendidikan perdamaian yang diberikan kepada para peserta didik sebagai generasi baru bangsa. Tidak adanya pendidikan perdamaian sungguh amat mempengaruhi munculnyan kekerasan di setiap generasi baru. Oleh karena itu, sudah semestinya, perlu dirancang dan dirintis program pendidikan perdamaian.

Demikian dikatakan Prof. Zamroni, Ph.D Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dalam Pidato Dies Natalis ke-52 UNY, (21/5) di Auditorium UNY. Lebih lanjut Prof. Zamroni, Ph.D mengatakan bahwa berbagai pendekatan dan konsep yang ada pada pendidikan perdamaian menunjukan luasnya cakupan keinginan hidup yang baik dalam perdamaian, namun juga ada kesulitan untuk mencapai persetujuan dalam memahami hakekat perdamaian dan upaya untuk mewujudkannya. “Bertitik tolak dari hal ini sangat terasa perlunya keberadaan suatu kerangka teori dan pendidikan perdamaian” kata Prof. Zamroni, Ph.D “Untuk membawa berbagai pandangan berkaitan dengan perdamaian kedalam satu pemahaman yang utuh dan menyeluruh bagaimana seharusnya menghilangkan kekerasan dan menciptakan perdamaian”.

Menurutnya nilai terpenting yang dihasilkan oleh pendidikan perdamaian adalah kemampuan untuk menjadi diri sendiri yang memiliki tanggung jawab menyalakan api untuk menerangi jalan menuju kehidupan yang damai. Pendidikan perdamaian memiliki tanggung jawab kepada bangsa dan negara serta kepada umat manusia untuk menghasilkan manusia-manusia yang utuh bebas dari rasa takut dan  memiliki semangat untuk mengembangkan perdamaian dengan segala resiko yang dihadapi. Dengan demikian,  proses pendidikan perdamaian  akan senantiasa memulyakan martabat manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pidato ini merupakan puncak acara dies natalis ke-52 UNY yang jatuh pada 21 Mei 2016. Tanggal itu adalah tanggal berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan (IKIP)  Yogyakarta yang merupakan pendahulu UNY. IKIP Yogyakarta diresmikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) pada tanggal 21 Mei 1964. Hadir dalam acara ini sejumlah pejabat dari Kemenristekdikti dan instansi pemerintah di Provinsi DIY. Selain itu hadir pula para dekan, ketua lembaga serta dosen dan mahasiswa UNY.

Dalam sambutannya Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA mengatakan bahwa untuk terus memacu pertumbuhan dan perkembangan UNY sebagai Leading in Character Education, maka pada tahun ini bertemakan Kontribusi Pendidikan dalam Memuliakan Martabat Manusia yang dipilih sebagai perwujudan bahwa institusi UNY sedang giat-giatnya membangun insan yang berkarakter dan bermartabat yang memiliki kemandirian pribadi dan sosial. “Harapannya, pendidikan karakter tidak hanya menjadi isu sesaat, tetapi menjadi bagian dari sivitas akademika UNY, dan diimplementasikan secara berkesinambungan demi terwujudnya bangsa yang berkarakter dan mandiri” kata Rektor. UNY terus berupaya mewujudkan tercapainya universitas kependidikan berkelas dunia berlandaskan nilai-nilai ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan. Seluruh potensi yang dimiliki universitas terus digerakkan secara optimal dan berkelanjutan.

Dalam upacara dies natalis kali ini juga diserahkan penghargaan Nugraha UNY Dwija Kencana 2016 untuk 4 tokoh nasional yaitu Prof. Dr. Muhammad Nuh, DEA atas jasanya memantapkan pentingnya pendidikan karakter dan pemasukan nilai-nilai moral dalam kurikulum, Prof. Dr. Komarudin Hidayat atas karya yang menginspirasi pengembangan nilai spiritual, Dr. (HC) KH Mustofa Bisri atas karya yang mencerahkan hati serta Alex Nurdin, MM atas dedikasinya sebagai kepala daerah yang memprioritaskan pendidikan untuk mengangkat derajat dan martabat warga. (dedy)

Label Berita: 
Share/Save

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles