Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

ISTIQOMAH MENGABDI DI OKHIKA

$
0
0

Pesawat hanya berisi 6 penumpang dewasa, 1 anak-anak, dan tentu saja pilot. Lama penerbangan sekitar 30 menit. Pemandangan di bawah sungguh luar biasa, melewati deretan perbukitan yang hijau seperti hamparan karpet, sungai yang berkelak-kelok seperti ular dan sangat indah sekali.  Air terjun yang indah, hamparan semak-semak di perbukitan begitu menawan. Mandarat di Bandara Okhika yang hanya beralas rerumputan, pesawat mendarat mulus dan disambut oleh warga. Inilah kisah guru Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan Terluar dan Tertinggal (SM3T) UNY, Istiqomah Fenica Yusnita Sari yang ditempatkan di Distrik Okhika, Pengunungan Bintang, Papua.

Istiqomah berkisah bahwa disana mereka tinggal di rumah dinas Kepala SD Inpres Bakonaip. Rumah kayu yang nyaman, sederhana, dan rapi. “Rumah yang kami tinggali berada di area yang strategis, berada di dalam lingkungan sekolah” kata Istiqomah. Ruang kelas SD Inpres Bakonaip berjarak 2 meter di sebelah barat, di sebelah timur terdapat kompleks perumahan guru yang lain. Di sebelah utara ada balai kampung, di sebelah selatan sekitar 20 meter terdapat halaman dan ruang kelas SMP. Halaman depan balai kampung biasa diadakan pasar setiap Selasa dan Jumat.

Alumni prodi pendidikan kimia FKIP UNS tersebut mengatakan bahwa di Bakonaip ada dua sekolah yaitu SD Inpres Bakonaip dan SMP N Satu Atap Bakonaip. Dia berharap agar anak-anak didik di Bakonaip bisa membaca lancar, berhitung dengan benar serta bisa menulis dengan baik. Keinginan mereka untuk tahu hal-hal baru begitu besar, hal ini membuat Istiqomah semakin bersemangat ketika belajar bersama mereka di luar kelas maupun di dalam kelas. “Pada awalnya membiasakan belajar kepada mereka begitu sulit” kata Istiqomah. Namun setelah mengetahui senangnya belajar dan tahu hal-hal baru membuat mereka ketagihan untuk belajar bersama. “Jika kelak saya harus meninggalkan Bakonaip, saya berharap anak-anak masih tetap belajar baik” tambahnya. Para siswa masih haus akan kedatangan guru, masih begitu lapar akan ilmu-ilmu dan guru baginya adalah segalanya dan dianggap serba bisa.

Siswa SMP Bakonaip sangat antusias dengan pelajaran yang diberikan. Mereka antusias ketika diberikan kuis, tugas kelompok, ataupun pertanyaan di kelas. Persaingan untuk berprestasi dari masing-masing anak cukup tinggi. Meski demikian ada beberapa anak yang masih mengalami kendala. Salah satunya Dobali Iktus Tepmul, yang belum bisa membaca. “Jangankan membaca, abjad saja dia masih kesulitan menghafal” ungkap Istiqomah. Namun dia paling unggul di kekuatan fisik dan paling rajin jika di suruh untuk kerja fisik.  Kendala lain yang dihadapi adalah kedisiplinan siswa dalam belajar, ada siswa yang datang pada awal dan akhir semester saja.

Hari Rabu biasanya siswa memakai pakaian seragam merah putih bagi siswa yang punya seragam, namun juga masih banyak siswa yang memakai pakaian biasa seadanya karena mereka tak punya seragam. Siswa SD Kelas 1-2 terutama, siswa yang mempunyai seragam masih sedikit. Pakaian sederhana seadanya bahkan tak pernah ganti sampai-sampai saya bias hafal nama siswa dari melihat warna baju yang dipakai siswa. Oleh karena itu SD Inpres Bakonaip membeli seragam batik menggunakan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang akan dibagikan pada semua siswa. Memakai baju yang sama, semua anak terlihat gembira. Para siswa begitu bersemangat dan antusias sekali dalam belajar. Baju batik baru yang dikenakan memberikan semangat kepada siswa untuk lebih rajin datang ke sekolah. Selain itu juga meningkatkan kedisiplinan dalam berpakaian serta menjaga kebersihan.

Masyarakat kampung Bakonaip menyambut gembira kedatangan para guru SM3T UNY disana. Salah satu warga, Meli Uopmabin yang berterimakasih atas kedatangan para guru tersebut. “Terimakasih sudah mengajar anak-anak kami di SD dan SMP” katanya “Dengan bapak-ibu guru SM3T kita bisa tahu masak-masak, bikin kue dan latihan komputer”. Meli Uopmabin berharap ada guru bantuan dari pemerintah untuk bisa mengajari anak-anak di Bakonaip. Bahkan mengharapkan guru tetap, bukan hanya kontrak. Meli berharap adanya kedatangan kembali guru-guru SM3T untuk melanjutkan pelatihan yang sudah di berikan oleh guru-guru SM3T sebelumnya. (dedy) 

Label Berita: 
Share/Save

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles