Sebanyak 3 karya tulis mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY masuk dalam karya tulis yang lolos untuk dipresentasikan pada International Conference on Biological and Environmental Science (BIOES) 2015, belum lama ini. Konferensi diselenggarakan oleh Universal Researcher di The Kee Resort and Spa Hotel, Patong, Kathu, Phuket, Thailand. Delegasi UNY diwakili oleh 6 mahasiswa Biologi FMIPA. Mereka adalah Anisa Anggraeni dan Rian Nurhasanah dengan karya tulis yang berjudul Anthelmintic Test of Fern Rhizome Extract of Dryopteris Sparsa at Ascaridia galli, Cici Nurmaidha Tanjung dan Andi Joko Purnomo dengan paper yang berjudul Characterization and Haemolytic activity of Isolated Bacteria from Bat’s Saliva Samples on The Menoreh Kars Areaserta Muhammad Iqbal Pradana dan Anton Suwardi dengan paper yang berjudul The Synthesize of Silver Nanoparticle (Ag-Np) made from Waste of Kotagede Silver Handicraft Industry as an Antimicrobial Against Staphylococcus aureus and Eschericia coli.
Anisa menjelaskan, delegasi UNY merupakan salah satu dari 2 delegasi perguruan tinggi yang masih menyandang gelar mahasiswa S1 sementara peserta lainnya sudah menyandang gelar profesor, asisten profesor, dosen dan mahasiswa S2. “Jumlah paper yang diterima panitia sebanyak 60 buah tetapi hanya 24 paper yang dinyatakan berhak mengikuti event ini. Pada event ini, delegasi UNY berhasil menorehkan prestasi karena mampu meloloskan 3 buah paper dan mempresentasikannya dalam kegiatan tersebut”, lanjutnya.
Anisa Anggraeni dan Rian Nurhasanah meneliti tentang kemampuan akar paku sebagai anti cacing yang dicobakan pada Ascaridia galli. Anthelmintik merupakan obat penyakit ascarias yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides yang banyak menginfeksi anak-anak berusia 5-10 tahun. Salah satu tanaman yang dapat digunakan adalah akar Dryopteris filix mas, namun peneliti menggantinya dengan Dryopteris sparsa karena memiliki genus yang sama. Cacing yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ascaridia galli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya anthelmintik ekstrak akar paku tersebut dan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi terhadap Lethal Concentration 100 (LC100) dan Lethal Time 100 (LT100).
Penelitian ini, lanjut Anisa, merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan secara invitro dengan membagi kelompok penelitian menjadi tiga yaitu kelompok kontrol positif yang diuji menggunakan piperazin sitrat 0,2%; kelompok kontrol negatif yang diuji menggunakan NaCl 0,9% dan kelompok perlakuan yang diuji dengan esktrak akar paku Dryopteris sparsa. Kelompok perlakuan dibagi menjadi empat yaitu dengan perlakuan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar paku memiliki kemampuan anthelmintik karena dapat menimbulkan kematian pada cacing Ascaridia galli. Selain itu, variasi konsentrasi ekstrak akar paku berpengaruh terhadap Lethal Concentration 100 (LC100) dan Lethal Time 100 (LT100) dimana nilai LC100 sebesar 52,241% dan LT100 sebesar 154,454 menit. Pada perlakuan piperazin sitrat 0,2% dapat menimbulkan mortalitas cacing sebanyak 100% pada waktu 237 menit dan perlakuan NaCl 0,9% dapat menimbulkan mortalitas cacing sebanyak 100%selama 519 menit. (Anisa)