Staf pengajar di FIP Universitas Negeri Padang (UNP), Desyandri, M.Pd., (12/1) berhasil menyelesaikan program doktor (S3) Ilmu Pendidikan Program Pascasarjana Univeristas Negeri Yogyakarta. Bapak tiga anak kelahiran Suliki Sumatera Barat ini berhasil meyakinkan para penguji yang terdiri atas Prof. Darmiyati Zuchdi, Ed.D., Prof Dr. Achmad Dardiri, Dr. Kun Setyaning Astuti, Dr. Dwi Siswoyo, M.Hum. dan pimpinan penguji adalah Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed., serta Prof. Dr. Victor Ganap, M.Ed., dalam kapasitasnya sebagai guru besar Institut Seni Indonesia hadir sebagai penguji eksternal.
Dalam ujian terbuka doktor, dewan penguji sepakat memberikan predikat Dengan Pujian/Cumlaude kepada Desyandri yang mengajukan disertasi berjudul “Revitalisasi Nilai-nilai Edukatif Lagu-lagu Minang untuk Membangun Karakter Peserta Didik”. Penelitian ini mempergunakan paradigma kualitatif dengan dua tahap, yaitu tahap analisis hermeneutik untuk mengungkap kandungan nilai-nilai edukatif dan metode etnografi untuk menemukan makna budaya yang mendasari pengimplementasian nilai-nilai edukatif lagu-lagu Minang bagi warga sekolah.
Menurutnya saat ini nilai-nilai adat Minangkabau sebagai pedoman bagi masyarakat sudah mulai dijauhi. Selain itu, lagu-lagu Minang yang dulu populer dan dikenal dekat dengan masyarakat, saat ini tidak lagi menunjukkan peranan pentingnya sebagai proses pembudayaan nilai adat Minangkabau. Pembelajaran yang dilakukan lebih difungsikan sebagai hiburan semata, menghafalkan beberapa lagu Minang, sedikit mengeksplorasi nilai-nilai edukatif di dalamnya.
Di sisi lain, dalam dunia pendidikan khususnya warga sekolah sebagai agen budaya di sekolah kurang memberikan contoh sikap dan perilaku teladan, serta kurang memberikan kegiatan, sarana pendukung dalam menginternalisasi dan mensosialisasikan nilai-nilai edukatif lagu-lagu Minang. Dalam lingkup keluarga/masyarakat cenderung menyukai tayangan seni pertunjukan global yang berbeda nilai.
Desyandri mengatakan memudarnya nilai edukatif lagu Minang tersebut memerlukan upaya kesinergian pendidikan dan kebudayaan, akan tetapi hal ini belum berjalan optimal. “Apabila kondisi ini dibiarkan terus menerus maka dapat berdampak terhadap hilangnya jati diri atau tercerabutnya orang Minang dari budayanya sendiri. Upaya revitalisasi sangat diperlukan, sehingga nilai-nilai edukatif lagu Minang dapat difungsikan kembali sebagai pedoman dalam melahirkan tindakan dan perilaku dalam rangka membangun karakter peserta didik”, ungkapnya.
Dalam adat Minagkabau terdapat empat nilai-nilai utama yang menjadi acuan dalam melahirkan tindakan dan karakter orang Minang serta dapat mewujudkan tercapainya tujuan adat Minangkabau. Keempat nilai-nilai utama tersebut adalah nilai-nilai dasar (falsafah), garis keturunan (matrilineal), sifat-sifat dan watak orang Minang, dan kebiasaan atau tradisi merantau. “Keempat nilai utama tersebut membuktikan bahwa secara ideal adat Minangkabau telah memberikan bekal nilai-nilai bagi orang Minang dalam mengarungi kehidupan sehari-hari, baik pada kehidupan individu maupun bermasyarakat. Nilai-nilai tersebut dijadikan sebagai sarana edukatif bagi orang Minang untuk mewujudkan tujuan adat Minangkabau yaitu membentuk orang Minang yang berbudi luhur, berbudaya, dan beradab”, tuturnya.
Dalam proses identifikasi terhadap delapan lagu Minang, dosen PGSD UNP ini menemukan sebanyak 15 nilai edukatif. Kelima belas nilai tersebut adalah Ketuhanan, Cinto Ranah Minang, Kesadaran dan Harga Diri, Keteguhan hati dan Kerja Keras, Kesabaran dan Keikhlasan, Waspada, Kesederhanaan, Disiplin, Ketangkasan, Peduli dan Tanggungjawab, Persaudaraan, Gotong Royong, Kestuan dan Kebersamaan, Musyawarah Mufakat, dan Keadilan dan Kedamaian.
Kelima belas nilai edukatif tersebut direvitalisasi oleh kepala sekolah, guru-guru, tenaga administrasi, dan orang tua melalui proses identifikasi, internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Proses tersebut merupakan titik tolak dalam menentukan formulasi pembangunan karakter peserta didik berbasis nilai-nilai edukatif lagu Minang di lingkungan pendidikan dasar kota Padang. (Rubiman).