Selasa malam (15/12/2015) lalu, Stage Tari Tedjokusuma FBS UNY ramai dikunjungi penonton yang sudah mengular di depan pintu masuk stage. Tak sedikit pula yang mengantri untuk bisa berfoto dan selfie di depan photobooths topeng Teater Atlas. Selain itu, di sudut sebelah kanan Pringgitan Tedjokusuma juga ramai dikunjungi penonton yang sedang asik melihat-lihat Galeri Atlas. Galeri Atlas memamerkan foto-foto yang merupakan proses perjalanan Teater Atlas yang kurang lebih dijalani bersama selama empat bulan oleh kelas PBSI A 2013. Galeri tersebut merupakan bukti bahwa PBSI A 2013 telah melalui proses suka duka bersama yang cukup lama.
Acara pembukaan pentas kajian drama oleh Teater Atlas dimulai sekitar pukul 19.30. Pementasan kali ini merupakan pementasan dari Parade Teater 2015 terakhir setelah sebelumnya sudah ada pementasan dari Teater Brahmastra, Teater Baruna, dan Teater Amurti. Pada kesempatan kali ini, Teater Atlas dengan bangga mempersembahkan naskah “Topeng Kayu” karya Kuntowijoyo.
Acara yang dibuka dengan sambutan dari Pimpinan Produksi (Ahmad Rifai), dosen pembimbing (Dr. Suroso), dan Supervisor Teater Atlas (Kak Jack) yang mendapat respon sangat hangat dari penonton yang malam itu memenuhi gedung Stage Tari Tedjokusuma. Acara selanjutnya yaitu pemutaran film oleh Teater Atlas yang kemudian sampai pada acara inti yaitu pementasan naskah drama berjudul “Topeng Kayu” oleh Teater Atlas PBSI A 2013. Tepat pukul 20.00 pentas dimulai. Penonton pun sudah tak sabar untuk menyaksikan.
Topeng kayu adalah Sang Penguasa, Juru Kunci adalah centengnya, surga atau taman atau rumputan atau hiburan adalah “makna” yang dijanjikan. Orang-orang (Laki-laki tua, Pelacur, Pedagang) adalah mereka yang menyerah pada kekuasaan. Mereka menganggap penyerahan sebagai kemerdekaan padahal itu adalah penindasan, menganggap penyerahan adalah pelepasan padahal itu adalah pasungan. Lalu bagaimana cara mereka melepaskan diri dari kekuasaan Topeng Kayu?
Begitulah sinopsis dari naskah Topeng Kayu. Pentas Topeng Kayu di atas panggung Stage Tari tedjakusuma akhirnya selesai dimainkan. Tepuk tangan dan sorak gembira dari penonton benar-benar memeriahkan acara malam itu. Penonton dan tamu undangan yang datang khususnya orang tua wali mahasiswa terlihat bangga dan senang melihat hasil belajar dari putra-putrinya yang telah berhasil menyelenggarakan dan mementaskan naskah drama Topeng Kayu tersebut.
Acara selanjutnya yaitu pembagian doorprize dan pengenalan para pemain Topeng Kayu yang dilanjutkan dengan perkenalan seluruh Panitia Teater Atlas mulai dari tim artistik, tim produksi, dan pengurus inti. Acara Pentas kajian Drama oleh Teater Atlas resmi ditutup pukul 23.00 dengan salam dan ucapan terimakasih dari seluruh crew Teater Atlas.
Parade Teater 2015 merupakan pentas laboratori tahunan masing-masing kelas yang kali ini diusung oleh empat kelompok dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY yang terdiri atas 4 kelas. Keempat kelas tersebut berasal dari Prodi PBSI kelas A dan B serta Prodi Sasindo kelas A dan B angkatan 2013.
Pementasan pertama berlangsung pada Kamis (3/12) oleh kelompok teater Brahmastra (Prodi PBSI kelas B) yang mengusung naskah berjudul “Maaf, Maaf, Maaf” karya Nano Riantiarno. Pementasan kedua dilakukan oleh kelompok teater Baruna (Prodi Sasindo kelas A) dengan naskah berjudul “Bungan Rumah Makan” karya Utuy Tatang Sontani pada Senin (7/12). Pementasan ketiga berlangsung pada Jumat (11/12) oleh kelompok teater Amurti (Prodi Sasindo kelas B) yang mementaskan gubahan naskah karya Arifin C. Noor berjudul “Sumur Tanpa Dasar” menjadi “Jum”. Terakhir, pementasan “Topeng Kayu” oleh Teater Atlas. Keempat pementasan ini semuanya dilangsungkan di Stage Tari Tedjokusuma.
Pementasan pertama disupervisori oleh M. Jalidu, pementasan kedua oleh Ira Komang, pementasan ketiga oleh M. Sodik, dan pementasan keempat oleh Jack. Pementasan naskah “Maaf, Maaf, Maaf” dan “Topeng Kayu” diampu oleh Dr. Suroso. Sementara pementasan kedua dan ketiga, “Bungan Rumah Makan” dan “Jum” diampu oleh Dr. Nurhadi. (Milla Muthia)