Orang yang berpendidikan memiliki modal dalam kehidupannya. Orang yang berhasil banyak dibentuk dengan pengalaman pendidikannya. Jika ada lulusan berijasah tapi tidak dapat bekerja, artinya ada kesalahan pada diri sendiri yang tidak dapat merefleksikan ilmunya. Bekerja itu tidak berdasarkan ambisi, tetapi istiharoh. Demikian sedikit hal yang disampaikan oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., dalam sambutannya pada acara sarasehan dan temu alumni FIP UNY di Ruang Abdullah Sigit pada Minggu, 12 Mei 2013.
Acara dihadiri oleh alumni dari berbagai angkatan mulai dari lulusan 1980—2013 sebanyak 200-an orang. Selain dihadiri Rektor UNY, acara dihadiri pula oleh Dekan, WD I, II, III, Kajur, dan Sekjur Prodi di lingkungan FIP. Acara ini menghadirkan narasumber Dekan FIP UNY, Dr. Haryanto, M.Pd. dan Drs. Ciptono.
Kedua narasumber ini merupakan alumni FIP UNY yang telah sukses mengembangkan keilmuannya. Pada sesi pertama sarasehan diisi oleh Dr. Haryanto, M.Pd. (alumni KTP 1986) yang mengungkapkan adanya perubahan yang terjadi di segala sektor, demikian juga pada FIP. Sebagai pimpinan fakultas, beliau berkomitmen tetap untuk membangun anak bangsa yang mampu berkontribusi positif pada kemajuan bangsa. Perkembangan fisik baik dari gedung, properti, dan ATK cukup pesat, dan yang pasti kebersihan lingkungan diutamakan. Tindak vandalisme sudah sangat berkurang, didukung dengan kampus yang hijau dan asri. Mahasiswa dan dosen berprestasi selalu dipublikasikan sebagai kebanggaan fakultas.
Acara dilanjutkan oleh Drs. Ciptono, alumni PKh (sekarang PLB) yang merupakan tokoh Anak Berkebutuhan Khusus dari Semarang. “ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) bukanlah produk gagal buatan Tuhan. Karena yakinlah Tuhan tidak pernah gagal. Namun, ABK ini merupakan ciptaan Tuhan yang diberi dengan berbagai kelebihan.” Demikian kata Drs Ciptono dalam acara ini. Beliau menekankan bahwa keterbatasan bukanlah halangan.
Kini beliau sedang merintis gerakan “Indonesia Menginspirasi”, yang dirintis dari bidang pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLBN Semarang. Sarasehan ini diharapkan dapat membuka inspirasi bagi masyarakat mengenai pendidikan untuk semua (education for all). Mengenai peran alumni, alumni dipanggil untuk sharing dan mengembangkan kewirausahaan karena alumni merupakan penggerak perkembangan, tambahnya lagi. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan sharing antara alumni dan dosen prodi untuk menambah masukan bagi perkembangan prodi. (apr/aini/ant)