Sebagai guru Sarjana Mengajar Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T), Oriana Tamara punya banyak kegiatan. Selain kegiatan belajar mengajar, pada 3 Desember 2015, para guru SM3T UNY yang bertugas sebagai guru di SLB Negeri Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur memperingati Hari Disabilitas Nasional bekerjasama dengan Yayasan Citra Nusantara dan Yayasan Kesusteran Alma di Ngada.
Gadis kelahiran Klaten, 26 September 1992 tersebut mengatakan bahwa acara peringatan tersebut dimilai dengan jalan sehat keluarga besar SLB Negeri Bajawa. “Jalan sehat ini bukan semata berjalan-jalan,” kata Oriana, “melainkan juga membagikan balon berpesan.” Balon berpesan yang bertujuan agar tidak membedakan antara anak normal dengan yang berkebutuhan khusus tersebut dibagikan kepada para pengguna jalan, guru, pedagang, pejabat, pegawai di dinas PKPO, DPRD, Kantor Bupati dan kantor-kantor lainnya, dan mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan.
Warga Jetak Kidul, Karanganom, Klaten, Jawa Tengah tersebut mengisahkan, kemeriahan difabel day tidak hanya itu karena di Stadion Lebijaga juga dilaksanakan serangkaian lomba. Diantaranya lomba makan kerupuk, lomba memasukkan paku dalam botol, lomba memecahkan air, lomba halang rintang, dan lomba joget balon. Dalam lomba ini semua anak dari berbagai jenis kebutuhan khusus ikut serta, begitu pula para guru. “Benar-benar terasa kemeriahan dan kekeluargaan di antara kami” ungkapnya.
Lomba-lomba ini berlanjut sore hari dan dilaksanakan di lapangan SLB Negeri Bajawa. Meski awalnya hujan, anak-anak tidak patah semangat untuk datang. Lomba ditutup dengan ja’i bersama antara guru, murid, suster dan pengasuh. Ja’i adalah tarian tradisional di Kabupaten Ngada. Semua bersatu, tidak ada diskriminasi, dan tidak ada perbedaan.
Pada tanggal 3 Desember 2015 dilaksanakan Misa memperingati Hari Disabilitas Internasional yang dihadiri guru, murid, wali murid, pejabat dan masyarakat sekitar. Selesai misa dilanjutkan dengan perbincangan antara pejabat dan pengurus yayasan sekaligus dihibur oleh nyanyian guru dan siswa tunanetra dari SLB Negeri Bajawa. Oriana Tamara berharap agar ke depan anak-anak berkebutuhan khusus tidak didiskriminasi dan mendapat hak yang sama dengan anak-anak lainnya. (dedy)