Sejumlah 25 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan akademik maupun administratif pada upacara yudisium FE UNY periode November, Selasa (1/12/2015) lalu. Peserta yang berhak mengikuti yudisium periode ini terdiri dari 19 orang S1 Kependidikan, 5 orang S1 Non-Kependidikan, dan 1 orang program D3. Acara ini dihadiri pula oleh pejabat dekanat FE, ketua jurusan, kepala bagian, serta kepala sub bagian di lingkungan FE UNY. Upacara yudisium merupakan upacara yang wajib diikuti mahasiswa yang dengannya mereka sudah berhak untuk menyandang gelar sarjana atau ahli madya. Para peserta diberikan Surat Keputusan Yudisium yang menandakan gelar mereka sudah disahkan oleh fakultas dan diserahkan oleh Dekan kepada para peserta.
Sebagaimana dilaporkan Wakil Dekan I Nurhadi, M.M., sebanyak 8 orang peserta lulus dengan predikat Cum Laude. “Rerata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada periode ini adalah 3,38. Sedangkan rata-rata lama studi adalah 4,43 tahun pada S1, dan 3,33 tahun pada Program D3,” jelas Nurhadi.
Dalam arahannya, Dekan Dr. Sugiharsono M.Si menjelaskan bahwa peserta harus mengikuti yudisium karena pentingnya upacara ini. “Anda boleh saja tidak ikut wisuda, tetapi harus hadir dalam yudisium. Karena, hanya setelah yudisium inilah Anda bisa mencetak kartu nama dengan gelar di samping nama Anda,” ujar Sugiharsono.
Peraih IPK tertinggi pada periode ini adalah Anastasia Ide Cahyaningrum dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Akuntansi dengan IPK sebesar 3,72. Anes, begitu dia biasa disapa, mengaku tidak terlalu intens dalam belajar. “Saya terlalu sering pulang malam karena tugas-tugas di organisasi, sehingga baru setelah sampai di rumah saya bisa mengerjakan tugas kuliah. Saya bahkan sering tertidur di kelas sewaktu perkuliahan demi menebus kekurangan jam tidur saya. Ujian bisa saya selesaikan dengan baik karena sebagian besar merupakan soal-soal analisis, bukan hafalan,” ungkap Anes.
Putri bungsu dua bersaudara dari pasangan Edi Mulyono dan Mujirah ini merasa bersyukur sekali mampu menyelesaikan studinya di UNY meskipun bapak yang menjadi penanggung nafkah utamanya harus berhenti dari pekerjaan akibat kesehatannya memburuk. “Sejak Bapak sakit, Ibu masih berjualan gorengan,” terang penerima beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM), Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), dan Bank Indonesia selama studi di UNY ini.
Untuk mengasah softskill, Anes aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY, serta Ikatan Keluarga Mahasiswa Katolik (IKMK) UNY. Bagi Anes, organisasi bukan halangan dalam studi. “Jangan jadikan kuliah sebagai alas an untuk tidak berorganisasi, dan jangan jadikan organisasi sebagai alas an IPK kita rendah. Tetap senyum semangat dan selalu berdoa. Lakukan apapun yang terbaik meskipun orang lain melihatnya tidak baik,” pesan alumnus SMK N 7 Yogyakarta ini.
Disinggung tentang impian masa depannya, warga Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Yogyakarta ini menyatakan ingin mengabdi menjadi guru dan membangun sekolah sampah. “Saya terinspirasi kisah seorang dokter di Indonesia yang rela dibayar dengan sampah. Sebelum itu, saya ingin melanjutkan S2 dulu. Kalau memungkinkan, ke luar negeri. Baru setelah itu bersama teman-teman akan saya rintis sekolah sampah,” harap Anes yang didaulat memimpin pembacaan Prasetya Alumni di upacara yudisium ini. Selamat dan sukses! (fadhli)