Pagi itu, Rabu (25/11/2015), sebanyak hampir 900 mahasiswa FBS angkatan 2013 memadati Auditorium UNY dalam pelatihan softskill yang diadakan oleh unit kemahasiswaan FBS UNY. Agenda ini merupakan salah satu usaha pihak fakultas dalam mendongkrak kualitas mahasiswa FBS dalam menghadapi persaingan di lingkungan eksternal maupun global, terutama dengan adanya MEA yang akan diberlakukan secara resmi pada 31 Desember 2015 mendatang. Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN tersebut, tentunya softskill yang mumpuni sudah seharusnya dimiliki mahasiswa setelah lulus nanti.
“Tujuan acara ini untuk meningkatkan potensi diri mahasiswa sekalian, karena selama ini perguruan tinggi di Indonesia hanya mengajarkan sisi kemampuan kognitif bukan pada potensi diri yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa. Ketika nanti lulus, harapannya anda akan mendapatkan skill entrepreneur. Kepemimpinan dan kreativitas Anda pun juga baik.” Demikianlah yang disampaikan oleh Setyawan Pujiono, M.Pd. selaku ketua panitia dalam pidato pembukaannya.
Pembekalan hari itu terbagi menjadi tiga sesi, yakni: pelatihan entrepreneurship, leadership dan creativity. Untuk memaksimalkan hasil pelatihan, dihadirkan pula tiga pemateri yang kompeten dalam bidang-bidang tersebut. Sesi pertama dimulai pada pukul 10.00 WIB dan dibersamai oleh Dr. Muhammad Idris Purwanto, M.M.. Ketua Yayasan AMIKOM Yogyakarta tersebut memaparkan materi ihwal kewirausahaan. Menurutnya, tiga langkah besar dalam berwirausaha ialah mindset, dream, action. “Kesuksesan seseorang ternyata ditentukan 80% softskill, 20% hardskill,” terang dosen yang juga menjabat sebagai Direktur Utama MQ-FM Radio Yogyakarta tersebut.
Materi dalam sesi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Suminto A Sayuti. Guru besar FBS tersebut menerangkan dua pola kepemimpinan dengan ilustrasi di dalam permainan musik orkestra dan gamelan. Kepemimpinan dalam orkestra ialah konduktor yang memimpin playernya. Sedangkan dalam musik gamelan, instrumen kendang menjadi pamurba irama yang menentukan tempo musiknya. Dengan dialognya yang interaktif dan sesekali dibumbui oleh guyonan segar, Pak Minto, demikian sapaan akrabnya membuat para peserta makin antusias dengan materi leadership yang ia sampaikan meskipun hari sudah semakin siang.
Sesi yang terakhir yaitu training creativity yang dibersamai oleh Nunik Sugesti, M.Hum. dan Ari Kusmiatun, M.Hum.. Nunik mengatakan bahwa sebenarnya kreativitas berangkat dari masalah, bahkan masalah yang paling sederhana pun dapat diubah menjadi inovasi melalui kreativitas.
Hal tersebut sangat bisa direalisasikan dalam bentuk karya ilmiah, seperti halnya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Ia juga memberikan suntikan motivasi kepada para peserta untuk mulai berinovasi melalui PKM. Dalam sesi yang sama, Ari Kusmiatun memandu para peserta untuk memainkan beberapa games. Games yang bertujuan mengasah kreativitas para peserta tersebut sekaligus menutup serangkaian pelatihan softskill pada hari itu. Secara keseluruhan, pelatihan hari itu berjalan lancar. (Muvida)