“Kita hanya menarik 1 juta untuk biaya kebersihan, karena biasanya mahasiswa (penyewa tempat), mengadakan acara di hari Sabtu–Minggu, yang mana pegawai libur,” ungkap Gunawan Ariyantapa, S.T. selaku kabag UHTP (Umum, Hukum, Tata Laksana, dan Perlengkapan) UNY. Pernyataan tersebut dilontarkan dalam rangka Diskusi Pengelolaan Barang Milik Negara antara UNY dengan Universitas Mulawarman (UNMUL), Samarinda. Dihadiri sekitar 13 perwakilan dari UNMUL dan 8 perwakilan dari UNY, acara diskusi tersebut lebih banyak membahas pengaturan biaya perawatan Barang Milik Negara (BMN) untuk setiap fakultas di UNY.
Dari keterangan Gunawan, terungkap bahwa biaya perawatan Barang Milik Negara (BMN) yang diperoleh tiap fakultas di UNY didasarkan pada unit cost, bukan dibagi rata ke setiap fakultas. Dari unit cost tersebut, akan diperoleh persentase biaya perawatan per fakultas. Tercatat, Fakultas Teknik (FT) UNY mendapatkan porsi terbesar, hampir 30 persen, mengingat FT UNY memiliki paling banyak BMN dibandingkan dengan fakultas lain, disusul dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Teknik tersebut coba diaplikasikan oleh Universitas Mulawarman.
Selain itu, salah satu perwakilan dari UNMUL juga mengungkapkan kekagumannya atas kawasan UNY yang sudah tertata rapi dan bebas dari PKL. Hal ini tak lain akibat kerjasama yang erat antara UNY dengan masyarakat sekitar, khususnya Desa Karangmalang, Sleman. Salah satu wujud konkret dari kerjasama tersebut adalah dibangunnya Taman Kuliner Karangmalang, di sebelah Timur LPPMP (Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan) UNY. (Wulan)