Pembelajaran bahasa tidak akan pernah bisa lepas dari unsur budaya. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan tak bisa dipisahkan. BIPA UNY melihat itu sebagai sebuah hal yang pasti. Oleh karena itu, BIPA UNY merancang pembelajaran bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pembelajaran budaya. Hasilnya, Jumat lalu (9/10/2015) mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia di UNY mengikuti ekskursi ke Makam Imogiri.
Makam Imogiri merupakan kompleks makam raja-raja Mataram Islam beserta keturunannya, yakni raja-raja yang bertahta di Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Dalam ekskursi yang masuk dalam agenda kelas budaya ini, mahasiswa BIPA UNY belajar mengenai sejarah kerajaan Mataram Islam dengan silsilah raja-rajanya.
Sesaat setelah sampai di makam yang terletak di atas bukit ini, para mahasiswa langsung disambut dengan ratusan anak tangga yang harus mereka lewati sebelum masuk ke kompleks Makam Raja. “Sebelumnya, saya sudah sedikit membaca di internet sesaat sebelum pergi ke tempat ini dan memang tempat yang sangat penting untuk belajar mengenai Jogja terutama kerajaan Mataram,” terang Antonela, salah satu mahasiswa BIPA UNY asal Venezuela.
Tak ketinggalan, para mahasiswa dari berbagai negara ini memakai pakaian kejawen sebagai syarat untuk masuk ke Makam Raja ini. “Ini kali pertama saya memakai baju Jawa. Sebuah pengalaman dan pembelajaran yang menarik buat saya,” sambungnya.
Sebelum pulang ke UNY, mahasiswa asing ini singgah ke pusat kerajinan perak di HS Silver Kotagede. Mahasiswa melihat cara pembuatan perak dari proses awal sampai akhir di salah satu pusat perak terbesar di Jogja ini. Seakan menjadi hal wajib, mereka membeli beberapa kerajinan perak sebelum pulang. (Yuhda)