Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

SOSOK PEMIMPIN IDEAL UNTUK INDONESIA

$
0
0

“Persoalan kepemimpinan yang ada di Indonesia adalah kepemimpinan tersandera. Sekarang banyak pemimpin yang tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik karena mereka tersandera. Tersandra dalam arti ‘saling ancam’ karena banyak pemimpin yang mencari posisi aman bagi dirinya. Indonesia rusak gara-gara penegakan hukum tidak ditegakkan pada setiap pelanggaran yang terjadi dalam bangsa ini.” Demikian ungkap Mahfud, MD pada seminar nasional dalam rangka dies natalis ke-49 UNY, yang digelar di Fakultas Ilmu Sosial, Sabtu (13/4/2013) yang lalu.

Seminar nasional yang mengangkat tema “Mencari Model Kepemimpinan Profetik Transformatif: Menuju Indonesia Berdaulat” ini menghadirkan pembicara Prof. Dr. Mahfud, MD., Prof. Dr. Syafi’i Ma’arif, dan Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. Semnas yang dihadiri lebih dari 250 orang tersebut digelar di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY.

Syafi’i Maarif dalam kesempatan tersebut menyampaikan pandangannya kalau mau menjadikan bangsa ini sebagai negara maju, bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin-pemimpin yang memiliki kemampuan intelektual yang universal. Selain itu, juga harus didukung dengan kemampuan bahasa internasional bagi seluruh lapisan di negara ini, khususnya para pemimpinnya. Akan tetapi, pada kenyataannya kemampuan bahasa internasional yang kurang tersebut menjadi kendala bangsa ini untuk maju.

Selain memiliki kemampuan bahasa internasional, warga ataurakyat juga harus ‘melek’ hukum. Padahal menurut Syafi’i, saat ini manusia Indonesia yang melek hukum baru 10%. Mantan ketua Muhammadiyah itu menambahkan bahwa diskusi terhadap persoalan sosial dan kebangsaan perlu dilakukan walaupun setiap elemen atau kelonmpok (mahasiswa) memiliki spesialisasi yang berbeda-beda. “Ahli MIPA, teknik, ataupun pendidikan juga wajib mempelajari masalah sosial dan kebangsaan.”

Rochmat Wahab dalam kesempatan tersebut menyampaikan tentang sosok kepemimpinan nasional yang harus memiliki ciri profetik. Ciri yang pertama, profetik tersebut mengacu pada kepemimpinan nabi Muhammad SAW. Kedua, transformasional. Dan yang terakhir Pancasilais. Pada akhir penyampaiannya, Rochmat Wahab yang sekaligus sebagai Rektor UNY ini menyatakan, “Pada kenyataannya setiap orang akan dianggap luar biasa tetapi ketika seseorang sudah menjadi pemimpin, maka hanya kejelekannya yang akan terlihat,” ungkapnya. (sari)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles