Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat, salah satu di antaranya adalah shampo anti ketombe. Di pasaran memang banyak beredar shampo pencuci rambut namun ada yang mengandung bahan kimia, sehingga banyak yang beralih memakai shampo herbal yang dianggap lebih aman. Produk shampo anti ketombe herbal sudah banyak dengan harga yang relatif mahal. Namun, shampo herbal berbahan dasar kulit jeruk nipis yang alami belum ada di pasar. Oleh karena itu, sekelompok mahasiswa UNY menggagas pembuatan shampo dari kulit jeruk nipis yang diberi nama Skuter yang merupakan singkatan dari “shampo kulit jeruk”.
Mereka adalah Nurul Hidayah, Sekar Latri, dan Anggrahini Dwi Puspitosari dari Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi, serta Yuli Anita dari Prodi Pendidikan Matematika dan Intasari dari Prodi Pendidikan Kimia Fakultas MIPA. Menurut Nurul Hidayah, mereka menciptakan shampo kulit jeruk nipis karena melihat banyaknya limbah kulit jeruk yang terbuang dari kedai jus dan warung makan.
“Jeruk nipis secara kimia memiliki unsur-unsur senyawa yang dapat menghilangkan ketombe,” kata Nurul Hidayah. “Kulit jeruk nipis juga dapat dimanfaatkan sebagai penghilang ketombe.” Intasari menambahkan bahwa jeruk nipis secara kimia memiliki unsur-unsur senyawa yang dapat menggantikan fungsi obat kimiawi untuk mengatasi ketombe di antaranya limonen, linanin asetat, asani sitrat, minyak asitri, belerang (sulfur), posfor dan vitamin C.
”Kandungan asam sitrat dalam kulit jeruk nipis mampu menghilangkan ketombe,” ungkap Intasari. Skuter merupakan shampo herbal anti ketombe dengan bahan utama kulit jeruk nipis yang aman dan alami ditambah bahan lain seperti natrium lauril sulfat, aquadest, natrium bicarbonate, methyl paraben, dan fragnance.
Sekar Latri mengatakan bahwa untuk membuat Skuter dibutuhkan bahan utama kulit jeruk nipis, serta beberapa peralatan berupa blender, pisau, gelas kaca, pengaduk, sendok, alat pengukur pH, saringan, ember, sikat, torong, dan papan. Cara pembuatannya adalah kulit jeruk nipis dicuci bersih dan dipotong menjadi potongan lebih kecil. Kulit jeruk nipis kemudian dihaluskan menggunakan blender dengan menambahkan aquadest sebanyak 60 ml.
Langkah selanjutnya kulit jeruk nipis yang sudah dihaluskan, disaring menggunakan kain saring sehingga diperoleh sari jeruk nipis. Sari jeruk nipis sebanyak 60 ml dimasukkan ke dalam blender yang bersih dan ditambahkan methyl paraben sebanyak 1 gram. Setelah sari jeruk nipis dan methyl paraben tercampur rata, tambahkan natrium bicarbonate sebanyak 2 gram, natrium lauryl sulfat sebanyak 30 gram, dan fragrance sebanyak 2 tetes atau 0,1 ml.
Setelah semua bahan tercampur hingga mengental, cairan tersebut didiamkan di dalam wadah yang rapat selama satu hari. Hal tersebut bertujuan agar tingkat kekentalan shampo lebih berkualitas dan shampo memiliki kadar pH sesuai standar shampo yaitu + 5. Jika cairan sudah siap maka langkah selanjutnya yaitu pengemasan menggunakan botol shampo berukuran 100 ml. Botol tersebut selanjutnya ditempel stiker dan disegel.
Anggrahini Dwi Puspitosari mengungkapkan bahwa shampo Skuter dikemas dalam botol plastik 100 ml dan dijual dengan harga Rp9.000,00. Sampai bulan Agustus 2015 Skuter yang telah diproduksi sebanyak 1.180 botol dan sudah laku dipasaran sebanyak 1.149 botol shampo. “Shampo ini tidak hanya dijual di Yogyakarta saja melainkan juga dijual secara online” katanya.
Konsumen Skuter juga berasal dari luar kota seperti Klaten, Purworejo, Jakarta, Madiun, Magetan, bahkan sampai di Lampung, Jambi, Aceh, Gorontalo, dan Pontianak. Kreativitas mahasiswa ini berhasil meraih dana Dikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dan berhasil lolos untuk berlaga dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) tahun 2015 di Kendari. (dedy)