Gelaran Intensive 75-Hour English Course akhirnya resmi ditutup dengan sukses, Jumat siang (14/8/2015) di ruang P2B (Pusat Pengembangan Bahasa), Gedung LPPMP UNY. Selama tiga minggu penuh, sebanyak 7 orang instruktur asal Negeri Paman Sam yang berasal dari Ohio State University (OSU) memberikan pelatihan Bahasa Inggris intensif kepada sejumlah dosen dan mahasiswa UNY yang terbagi menjadi tujuh kelas.
Kegiatan yang bertempat di gedung LPPMP UNY ini adalah kerjasama UNY dengan USINTEC, sebuah Konsorsium Pendidikan Guru Amerika Serikat dan Indonesia, yang merupakan bentuk jalinan kerjasama antara 3 universitas Amerika, 11 perguruan tinggi negeri, dan pusat pendidikan terbuka dan jarak jauh wilayah Asia Selatan (SEAMOLEC).
Ketujuh instruktur itu adalah Jenice Rowekamp yang mengampu kelas International Journal Article Writing (A), Ashley Dallacqua yang mengampu kelas International Journal Article Writing (B), Dorothy Sutton yang mengampu kelas Lecturers of the Faculty of Sport Sciences, Colby Hirn yang mengampu Lecturers of the Faculty of Economics, Linda Berton yang mengampu Newly Apppointed (Novice) Lecturers (A), Windyn Hines yang mengampu kelas students, dan Allegra Elson yang mengampu Newly Apppointed (Novice) Lecturers (B) .
Selama tiga minggu pelaksanaan Intensive 75-Hour English Course ini, para instruktur memberikan kursus pelatihan bahasa Inggris dengan berbagai metode yang variatif sesuai dengan tema dan anggota kelas. “Karena kelas saya diisi oleh dosen-dosen muda, saya memberikan pembelajaran Bahasa Inggris yang menyenangkan berupa permainan missing lyrics dengan lagu bahasa Inggris yang populer di Indonesia,” tutur Linda Berton, yang mengampu kelas Dosen Baru A.
Sementara itu, para peserta juga mengutarakan kepuasannya akan adanya pelatihan intensif bahasa Inggris ini. Zidnie Ilma, peserta dari kelas Students, yang ditemui terpisah mengamini respon peserta lain yang puas akan agenda ini. “Senang sekali rasanya bisa ikut dalam Intensive 75-Hour English Course ini. Meski saya juga berasal dari jurusan Bahasa Inggris, namun harus diakui bahwa belajar Bahasa Inggris langsung dengan penutur aslinya memang lebih cepat dan lebih efektif,” ujar Mahasiswi semester akhir Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris UNY ini.
Selama jeda mengajar dalam kurun tiga minggu pula, para instruktur diberi kesempatan untuk menikmati keindahan salah satu candi paling cantik di dunia, yang juga menjadi candi peninggalan Hindu paling terkenal di Indonesia, yaitu Candi Prambanan di perbatasan DIY dan Jawa Tengah. (Yuhda)