Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

SEMINAR NASIONAL IKATAN ALUMNI

$
0
0

Dalam mata pelajaran matematika lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang distandarkan secara internasional. Inilah mengapa para siswa Indonesia kesulitan dalam mengikuti Programme for International Student Assessment (PISA) ataupun Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS).

Demikian dikatakan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang pendidikan, Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, MS, dalam seminar nasional bertema “Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013” di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Sabtu, 27 April 2013. Lebih lanjut Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, MS mengatakan bahwa diperlukan kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

“Itu merupakan tema kurikulum 2013,” kata Wamendikbud. Menurutnya, alasan untuk pengembangan kurikulum selain karena kesulitan dalam materi TIMSS dan PISA, juga disebabkan tantangan masa depan seperti globalisasi, konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, atau kemajuan teknologi informasi yang berimbas pada kompetensi masa depan seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, mampu hidup dalam masyarakat global bahkan hingga memiliki kesiapan untuk bekerja.

“Kemampuan kreativitas diperoleh melalui proses mengamati, bertanya, menalar, mencoba serta membentuk jejaring,” kata Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, MS. “Oleh karena itu, perlu merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal, melalui proses-proses tersebut guna meningkatkan kreativitas peserta didik, disamping itu peserta didik juga dibiasakan bekerja dalam jejaring melalui collaborative learning.

Seminar nasional ini diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) UNY dalam rangka dies natalis UNY ke-49 yang diikuti oleh 350 orang dosen, mahasiswa, guru hingga pemerhati pendidikan untuk memperoleh wawasan pengalaman belajar tentang kebijakan kurikulum 2013 termasuk strategi dan implementasinya.

Dalam sambutannya Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA, mengatakan bahwa seminar ini merupakan pencerahan bagi semua tentang kurikulum 2013 karena kurikulum merupakan substansi yang penting dalam pendidikan, karena tanpa kurikulum pendidikan seperti tidak punya arah.

Sementara Ketua IKA UNY, Prof. Dr. Herminarto Sofyan, menyebutkan bahwa seminar ini selain untuk menyongsong ulang tahun emas UNY 2014 juga bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar mengenai kebijakan tentang akan adanya penerapan kurikulum 2013, termasuk kesiapan dan strategi pembelajarannya, juga upaya LPTK dalam mempersiapkan lulusannya menghadapi kurikulum 2013 tersebut. 

Pembiacara lain yaitu Prof. Dr. Udin Saripudin Winataputra, MA, guru besar Ilmu Pendidikan dari Universitas Terbuka sekaligus Tim Penyusun Kurikulum 2013 mengatakan bahwa dilihat dari persepsi masyarakat dan kajian para ahli, pendidikan di Indonesia saat ini dinilai terlalu menitikberatkan pada aspek pengetahuan tingkat rendah dan beban siswa dianggap terlalu berat, serta kurang bermuatan karakter. “Pengetahuan tentang fakta yang hanya memerlukan kemampuan mengingat menjadi penekanan utama perolehan hasil belajar, sedangkan kemampuan menerapkan dan kemampuan berpikir kreatif sebagai dasar dalam aspek kehidupan tidak mendapat perhatian yang cukup,” kata Prof. Dr. Udin Saripudin Winataputra, MA.

“Demikian pula dalam aspek sikap dan kebiasaan yang menjadi dasar bagi pengembangan soft-skills tidak menjadi penekanan utama perolehan hasil belajar yang diandalkan. Hal yang sama terjadi pula dalam hasil belajar aspek keterampilan yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi belum mendapat perhatian.”

Inovasi terkini yang dirintis dalam peningkatan kualitas pembelajarn di sekolah seperti: lesson study, open and distance learning, collaborative learning, project-basedlearning, dan portofolio-based learning dikembangkan untuk  menerapkan secara adaptif berbagai teori belajar yang menekankan pada kemampuan berpikir, kebiasaan belajar, pengembangan karakter, dan keterampilan belajar bagaimana belajar. Menurutnya, berbagai kemampuan ini diyakini merupakan kemampuan yang sangat diperlukan untuk masa depan (the 21st century skills) dan karena itu perlu diakomodasikan secara sistematis dan sistemik ke dalam kurikulum yang berorientasi masa depan. (dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles