Dalam suasana Idul Fitri 1436 H, Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyelenggarakan Syawalan tingkat fakultas, Sabtu (25/7/2015) lalu. Setelah menempuh perjalanan puasa satu bulan lamanya, momen Idul Fitri lazim diramaikan dengan acara syawalan guna saling bermaaf-maafan. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 250 dosen dan karyawan beserta keluarga, serta perwakilan pengurus organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas di lingkup FE UNY. Selain itu, turut hadir pula para purnakarya dan janda dari dosen dan karyawan FE, serta kaum dhuafa yang selama ini menjadi penerima santunan FE UNY. Bertindak selaku ustadz penceramah pada sore itu adalah Ust. Drs. H. Saebani, M.A. dari Bantul.
Dalam sambutannya, Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si. menandaskan bahwa acara ini rutin diselenggarakan FE UNY setiap tahunnya. “Ini diadakan dalam rangka menjalin silaturrahim antara senior, para sesepuh, dan yunior. Selain itu, juga melepas segala rasa dendam di antara civitas akademika. Kalau kita punya budi baik pada orang lain, jangan diingat. Tetapi kalau kita pernah berbuat salah, jangan dilupakan,” ujarnya.
“Ini juga merupakan akhir masa jabatan kami. Agustus nanti akan segera dilaksanakan rangkaian pemilihan dekanat yang baru. Kami memohon maaf atas segala kesalahan dan juga terima kasih kepada segenap stakeholder yang berkontribusi terhadap perkembangan FE UNY selama ini. Masih banyak pembenahan yang perlu dilakukan dalam hal akademik maupun sisi sarana prasarana di FE UNY.”
Dalam kesempatan ini pula, diadakan peresmian Musholla FE UNY secara simbolis dengan penandatanganan prasasti. “Musholla ini diberikan nama Al Fatih, agar bisa seperti sosok Al Fatih (Muhammad Al Fatih-red) yang pemberani dan menjadi pelopor. Untuk selanjutnya, pengelolaan musholla ini kami serahkan kepada Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Fakultas Kerohanian Islam Al Fatih FE UNY,” pesan Sugiharsono.
Saebani mengatakan dalam tausiyahnya, tradisi syawalan merupakan tradisi khas Indonesia yang penuh kebaikan. Dengan syawalan, ukhuwah dan silaturrahim antar warga dan keluarga semakin kuat. “Manusia terkadang lebih buruk dari hewan. Macan itu galak, tapi tidak pernah berkelahi. Sementara manusia, dengan sesamanya saja saling berselisih,” terangnya.
“Orang yang baik itu banyak godaannya dan cobaannya. Sebaik-baik orang adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Khoirunnas man thoola ‘umruh wa hasuna ‘amaluhu’. Sekarang ini banyak orang yang kurang bersyukur atas nikmat Allah berupa sehat dan sempat. Ada orang yang punya mobil dua, tetapi ingin naik ambulans. Ada yang punya rumah begitu luas, tetapi ingin menginap di rumah sakit. Maka terhadap nikmat dunia, lihatlah ke bawah, agar kita bersyukur, dan terhadap nikmat akhirat, lihatlah ke atas, agar kita termotivasi” urainya.
Acara syawalan juga disemarakkan dengan pembagian doorprize dan kemudian ditutup dengan pemberian santunan kepada para dhuafa. (fadhli)