Tapak-tapak perjalanan sejarah bangsa tidak bisa dipisahkan dari kiprah dan dinamika pemuda. Dalam setiap tahap perjalanan bangsa Indonesia, partisipasi pemuda sangat nyata bahkan menjadi pelopor dan pelaku utama seperti pada peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Saat ini, Indonesia dihadapkan pada tantangan yang lebih besar yaitu bagaimana memperkuat karakter dan jati diri pemuda di era globalisasi terutama menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Melihat kondisi ini, diperlukan kepeloporan pemuda yang dapat melakukan terobosan untuk memecahkan pelbagai masalah bangsa.
Kementeriaan Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) setiap tahunnya memberikan apresiasi kepada pemuda-pemudi di tanah air yang telah membawa perubahan di lingkungan tempat tinggalnya. Pemuda Pelopor, sebuah penghargaan yang diberikan pada lima bidang yaitu: (1) Pendidikan; (2) Sosial, Budaya, Pariwisata, dan Bela Negara; (3) Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan; (4) Pangan; serta (5) Teknologi Tepat Guna, Komunikasi, dan Informasi.
Acara ini mengusung tema “Mewujudkan Kemandirian Bangsa Melalui Kepeloporan Pemuda” dengan tahapan seleksi meliputi persyaratan administrasi, pemaparan dan tanya jawab, serta peninjauan lapangan. Proses seleksi dimulai dari tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional. Untuk seleksi pemaparan dan tanya jawab tingkat Kabupaten Sleman, telah berlangsung pada Rabu, 24 Juni 2015 bertempat di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Pada seleksi ini, Janu Muhammad, mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta berhasil meraih juara I Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan.
Prestasi ini tidak terlepas dari aktivitas sosial sebagai pustakawan muda di Omah Baca Karung Goni (OBKG) yang terletak di Dusun Ngemplak, Caturharjo, Sleman. Sejak berdiri pada tanggal 19 Januari 2014, Omah Baca Karung Goni telah menjadi harapan baru di Dusun Ngemplak, mengingat daerah tersebut masih terkategori miskin dan rendahnya minat baca di masyarakat. Adanya OBKG sebagai upaya mendorong semangat bagi generasi muda untuk meningkatkan budaya baca terutama untuk usia SD-SMP.
Dampak jangka panjang yang diharapkan adalah tumbuhnya optimisme pada generasi muda serta orang tua untuk memberikan pendidikan tinggi bagi putra-putrinya hingga jenjang sarjana. Manfaat lainnya, Omah Baca Karung Goni dapat menjadi role model Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di wilayah lain untuk menanamkan budaya literasi di kalangan masyarakat.
Adanya seleksi Pemuda Pelopor dari Kemenpora ini sejalan dengan esensi salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat khususnya bagi mahasiswa. Selain dituntut aktif dalam berorganisasi dan berprestasi di kampus, sesungguhnya para mahasiswa telah dinanti sumbangsih yang nyata oleh masyarakat. Selanjutnya, juara I pada setiap kategori akan mengikuti seleksi tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Tentu ini memerlukan dukungan dan doa dari keluarga besar Universitas Negeri Yogyakarta. Semoga dapat memberikan hasil terbaik dan inspirasi bagi mahasiswa UNY serta masyarakat di Kabupaten Sleman tercinta. (Janu)