Pentingnya pendidikan karakter untuk masyarakat Indonesia tidak bisa dikesampingkan lagi oleh seluruh masyarakat karena pembentukan karakter di kalangan peserta didik sangat penting bagi mereka sendiri. Salah satu pendidikan karakter yang cukup penting untuk dipelajari dan diharapkan oleh masyarakat Indonesia ialah pendidikan karakter tentang kepemimpinan atau Leading Character yaitu karakter yang berada dalam diri setiap individu seperti karakter memimpin, mempengaruhi dan bertanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Kurangnya sosialisasi tentang Leading Character untuk peserta didik khususnya siswa SMA sederajat menjadi alasan pentingnya program Leading Character ini digerakkan.
Selain itu kurangnya kesadaran dari peserta didik maupun komponen pendidikan untuk menerapkan Leading Character menjadi penyebab utama peserta didik kurang mengetahui akan konsep seorang pemimpin yang sesungguhnya serta keraguan bagaimana menerapkan Leading Character yang baik dan berkelanjutan. Untuk itu sekelompok mahasiswa UNY yaitu Nur Maladewi dan Aurora Agasi dari Prodi Manajemen Pendidikan, Wildan Isnaini Yahya dari Prodi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan serta Sutrisno dari Prodi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNY memberdayakan anak-anak panti asuhan melalui leading character program sebagai upaya meningkatkan pendidikan karakter di panti asuhan.
Menurut ketua panitia program Nur Maladewi, kegiatan pemberdayaan ini diselenggarakan di Panti Asuhan Mafaza Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta belum lama ini. Gadis berusia 20 tahun tersebut mengatakan bahwa panti asuhan ini sangat potensial dalam menerapkan Leading Character Program karena panti asuhan ini terdiri dari anak-anak panti asuhan yang bersekolah di sekolah menengah atas dimana karakter kepemimpinan ini sangat dibutuhkan oleh mereka baik didunia kerja ataupun perkuliahan setelah mereka lulus SMA.
“Selain itu pelatihan ini untuk memupuk rasa percaya diri untuk menjadi seorang pemimpin,” kata Nur Maladewi. Selain itu, Leading Character bisa tumbuh dan berkembang sehingga perlunya program untuk meningkatkan dan mengembangkan Leading Character pada khususnya dan pendidikan karakter pada umumnya.
Aurora Agasi mengatakan bahwa kegiatan leading character program meliputi 4 tahap yaitu seminar leading character, leading character game, trip ke Keraton dan leading character camp. “Seminar Leading Character ini adalah awal pengenalan dari Leading Character Program,” katanya.“Sekaligus membuka rangkaian kegiatan dari Leading Character Program serta penanaman konsep dan informasi-informasi tentang Leading Character.”
Pemateri tentang Leading Character ini juga orang-orang yang berkompeten di bidang Leadership dan Leading Character dan dilaksanakan selama satu hari. Selain itu di dalam seminar ini, dilakukan pre-test sebagai tahap awal untuk anak-anak Panti Asuhan Mafaza untuk menguji pengetahuan mereka tentang Leading Character. Sedangkan leading character game permainan-permainan yang berhubungan dengan kepemimpinan yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap kepemimpinan dari tiap-tiap individu. Game ini juga memiliki banyak manfaat, salah satunya yaitu melatih kekompakan, kerjasama, dan kesabaran.
Wildan Isnaini Yahya menambahkan bahwa trip to Keraton Yogyakarta merupakan kegiatan Leading Character Program yang bersifat hiburan atau wisata. Trip to Keraton Yogyakarta juga memiliki tujuan lain yaitu menanamkan rasa cinta anak-anak Panti Asuhan Mafaza Yogyakarta terhadap sejarah Yogyakarta. Setelah mengunjungi Keraton Yogyakarta, anak-anak Panti Asuhan Mafaza diberikan kuisioner tentang pendapat mereka mengenai kegiatan ini serta seberapa besar keinginan mereka untuk menjadi seorang pemimpin yang berdedikasi dan berkualitas.
“Kegiatan ditutup dengan Leading Character Camp yang bertujuan untuk melatih kemandirian” kata Wildan. Dalam Leading Character Camp diberikan materi kepemimpinan, kegiatan outbond, pemberian materi dan latihan fisik yang akan dilakukan oleh pihak kepolisian daerah untuk melatih ketahanan fisik dan sikap kepemimpinan serta kepekaan dalam mengamati kehidupan masyarakat. Kegiatan ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) tahun 2015. (dedy)