Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

DOSEN PRODI PG PAUD NAIK GUNUNG DALAM RANGKA TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

$
0
0

Bertempat di wilayah binaan Prodi PG PAUD FIP UNY yaitu Desa Temuwuh Kecamatan Dlingo, para dosen Prodi PG PAUD FIP UNY melaksanakan pengabdian Tridharma Perguruan Tinggi diwilayah tersebut. Pengabdian ini dilaksanakan pada tanggal 8, 10, dan 11 Juni 2015 berupa kegiatan “Workshop Kader PAUD di Wilayah Binaan Prodi PG PAUD FIP UNY dilingkungan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta”.

Acara ini diawali sambutan dari Wakil Ketua IGTK Kecamatan Dlingo yang di dalam sambutannya menyatakan terimakasih atas kehadiran para dosen Prodi PG PAUD FIP UNY yang bersedia dan peduli terhadap Kader PAUD yang berjumlah 75 orang di Kecamatan Dlingo untuk memberikan banyak ilmu dan program pelatihan yang  sangat bermanfaat dilapangan diruang lingkup PAUD. Sambutan selanjutnya dari Ketua Program Studi  PG PAUD FIP UNY menyatakan bahwa kehadiran para dosen ditengah-tengah Kader PAUD Kecamatan Dlingo ini memiliki harapan besar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Kader PAUD di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul, Yogyakarta dan bisa diterapkan pada lembaga PAUD.

Selanjutnya sambutan sekaligus pembukaan oleh  Kepala UPT yang di dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada Kader PAUD dan Tim PPM UNY  dalam acara workshop kader PAUD di Wilayah Binaan Prodi PG PAUD FIP UNY dan diharapkan dapat mengikuti rangkaian kegiatan tersebut dengan rasa tanggungjawab.

Pada tanggal 8 Juni 2015, pemaparan materi pertama disampaikan oleh pakar batik “Jumprot” (Jumput-Semprot) Fera Ratyaningrum, M.Pd. dari Universitas Negeri Surabaya. Secara umum narasumber memaparkan tentang bahan dan alat pembuatan batik jumput antara lain kain, pengikat, kelereng/batuan/biji-bijian/kancing baju/stick es krim yang digunakan sebagai isian atau untuk membentuk motif pada pembuatan batik jumput, pewarna tekstil; cara pembuatan batik jumput dan cara pewarnaan dengan napthol. Acara yang dinarasumberi oleh Fera Ratyaningrum, M.Pd. ini berlangsung dengan lancar dan penuh antusias dari para kader PAUD, nampak terlihat dari teknik pembuatan motif yang berbeda dan keikutsertaan semua peserta dalam setiap tahapan pembuatan “Jumprot”.

Hari kedua, 10 Juni 2015 sesi pertama materi dari Nur Cholimah, M.Pd. membahas tentang “Konsep Kurikulum 2013 untuk Pendidikan Anak Usia Dini” meliputi  rangkuman elemen perubahan kurikulum 2013, manfaat tematik terpadu, dan model pembelajaran kurikulum 2013. Pada sesi kedua dilanjutkan materi tentang “Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013”  oleh Muthmainah, M.Pd. yang meliputi langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, mengkomunikasikan; dan penjelasan dalam pembuatan pengembangan materi  meliputi tema, subtema dan konsep pengetahuan.

Pada sesi ketiga dibawakan oleh Nur Hayati, M.Pd. yang membahas tentang “Pengembangan Tema”. Pembahasan materi ini meliputi manfaat tema dalam pembelajaran, prinsip pemilihan tema, langkah-langkah pengembangan tema, pengembangan proyek utama/puncak tema dan pengembangan tematik integratif berbasis K-13. Setelah pemaparan materi selesai dilanjutkan dengan kegiatan Workshop K-13 bagi para kader PAUD. Kegiatan ini dibagi menjadi tujuh kelompok dengan tema pembelajaran yang berbeda.

Hari ketiga, 11 Juni 2015 dinarasumberi oleh Joko Pamungkas, M.Pd. tentang “Dolanan  Tradisional Anak”. Pada hari terakhir ini dijelaskan tentang  tantangan PAUD 2045 bidang budaya, tantangan PAUD 2045 bidang sosial-budaya; tinjauan konsep bermain bagi anak; adanya pembentukan karakter anak melalui dolanan anak tradisional dimana dapat menumbuhkan rasa senang, adanya kebebasan, berteman-sosial, demokrasi, tanggung jawab, patuh-aturan, saling membantu.

Beberapa hal yang diharapkan untuk para kader PAUD dalam penanaman dolanan tradisional anak yaitu kader PAUD diharapkan mempunyai beberapa jenis dolanan anak kemudian dilakukan proses pengenalan dolanan yang tidak melupakan anak harus menyenangi dolanan tersebut, anak menjadi bagian dari jenis permainan yang dilakukan yang bermanfaat bagi tumbuh kembang anak usia dini tersebut dan adanya kelengkapan bentuk dokumentasi sebagai sumber belajar berupa deskripsi tertulis dan audio visual. Setelah pemaparan materi terakhir selesai dilakukan workshop dolanan tradisonal anak bagi para kader PAUD dengan membagi kelompok dan memilih dolanan tradisional anak untuk dipratikkan. Dalam pelaksanaan workshop para kader PAUD terlihat sangat senang saat mempratikkan bersama.

Pengabdian para dosen Prodi PG PAUD ini ditutup oleh Pengawas TK Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul Yogyakarta yang menyatakan terimakasih banyak atas ilmu pengetahuan dan  pengalaman yang diberikan kepada kader PAUD semoga bisa bermanfaat untuk dilembaga masing-masing kader PAUD Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Penutupan ini diharapkan bisa mengembangkan kreativitas para kader PAUD Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul Yogyakarta. (jp/wil/ant)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles