Tantangan perguruan tinggi di era Komunitas Asean 2015 ini salah satunya adalah menyiapkan lulusannya sehingga mempunyai pengalaman dan wawasan internasional yang memadai sebagai bekalnya untuk berkontribusi optimal di dunia kerja sekaligus mempunyai daya saing di level regional bahkan internasional. Bekerja sama dengan Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, UNY menyelenggarakan kegiatan Pengayaan Pengalaman Mengajar (PPM-LN) di Sekolah Indonesia Singapura selama 3 bulan (15 Februari—18 Mei 2015). UNY memberikan kesempatan kepada 4 mahasiswa yang dapat mengambil pengalaman mengajar secara internasional di sekolah Indonesia di luar negeri maupun sekolah luar negeri setingkat SD, SMP, maupun SMU sesuai dengan bidang studinya. (http://kuik.uny.ac.id/)
Melalui tahap seleksi berkas (administrasi) berupa TOEFL, transkrip nilai, Surat rekomendasi, dan lesson plan hingga seleksi wawancara terpilihlah 4 mahasiswa. Mahasiswa tersebut adalah Rr. Pramesti Vidya Bhakti Eva (PGSD/FIP), Dinda Dara Iswari (PBI/FBS), Shaquila Awalia Fajri (PJKR/FIK), dan Alifia Revan Prananda (P.Informatika/FT). Kegiatan ini memberikan banyak manfaat tidak hanya untuk universitas tetapi juga sekolah tempat praktikan serta mahasiswa praktikan.
Tidak hanya satu dua hari saja berada Singapura, namun 3 bulan hidup di Singapura membuat kami membaur dan melebur dengan kehidupan di Singapura. Teknologi dan transportasi yang begitu membuat decak kagum ditambah dengan mentalitas warga yang sangat disiplin membuat negara ini pantas mendapatkan predikat negara dengan biaya hidup paling mahal sedunia. Selain mengajar di sekolah, kami juga mengikuti beberapa event di antaranya: menampilkan Tari Saman dalam acara A Tapestry of A Sacred Music di Esplanade, International Friendship Day di Alexandra Primary School, Mengajar kursus di P3K yang diperuntukkan bagi PLRT (Penata Laksana Rumah Tangga), Mengajar Bahasa Indonesia di Victoria School, dan masih banyak kegiatan kunjungan bersama siswa-siswi lainnya.
Banyak pelajaran berharga yang kami dapatkan dalam 3 bulan ini. Dari sekian banyak pelajaran tersebut yang paling berkesan yaitu bagaimana perjalanan sejarah negara ini. Berjuang bertahun-tahun untuk membenahi Sumber Daya Manusia karena minimnya Sumber Daya Alam. Berada di lingkungan KBRI juga memberikan banyak kesempatan kepada kami untuk mengenal orang-orang luar biasa yang bekerja di KBRI.
Ketika mengajar di Sekolah Indonesia Singapura, satu hal yang kami pandang unik dari Sekolah ini adalah keberagaman siswa-siswinya. Dari yang anak-anak normal hingga anak-anak berkebutuhan khusus saling berteman dengan baik. Pemandangan yang sangat jarang kami jumpai di sekolah-sekolah Indonesia. Bagi kami sekolah seperti ini sangat baik karena akan menciptakan iklim toleran terhadap orang-orang berkebutuhan khusus.
Adapun hal positif yang bisa kami ambil ketika disana yaitu, lingkungan singapura sangat bersih karena budaya buang sampah pada tempatnya, jalanan hampir tak pernah macet dan jarang ada suara klakson karena mereka taat pada peraturan lalu lintas, serta masyarakat lebih banyak menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi. Semua ini bisa berjalan karena peran pemerintah yang membangun infrastruktur yang bagi Negara Singapura. Terima kasih UNY, KBRI di Singapura, dan Sekolah Indonesia Singapura, telah memberikan pengalaman dan pembelajaran luar biasa bagi kami. (Eva/Shaquila)