Memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), akan muncul sejumlah kekhawatiran tentang tenaga profesional ASEAN yang akan membanjiri pasar tenaga kerja Indonesia. Kondisi ini tidak luput karena masih rendahnya daya saing nasional dibanding dengan negara ASEAN lainnya. Hal tersebut ditambah dengan masih rendahnya tingkat kewirausahaan dan kesiapan teknologi nasional yang masih jauh dibanding negara ASEAN lain. Dan kesiapan menghadapi tantangan di Era MEA tidak luput dari peran guru profesional sebagai pencetak para sumber daya manusia yang kelak akan menjadi pelaku di era MEA. Demikian ungkap Prof. Suyanto, Ph.D, Guru Besar UNY pada Seminar Nasional Entrepreneurship dan Profesionalitas Guru di Era MEA pada Sabtu, (2/5/2015) di Auditorium UNY Kampus Wates.
“Telah terjadi pergeseran paradigma pembelajaran bahwa seorang guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dan mengobservasi dari berbagai sumber. Para peserta didik tidak hanya mampu menyelesaikan masalah tapi juga merumuskan masalah sehingga peserta didik dilatih untuk berpikir analitis bukan mekanistis,“ imbuh Suyanto.
Prof. Suyanto, M.M., Direktur Amikom menambahkan entreprenuership merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam entrepreneurship dibutuhkan sikap mental positif sebagai landasan smart technoprenuer. “Terus menciptakan mimpi dan berusaha untuk mengejarnya. Ambil langkah untuk memulai usaha walaupun tanpa uang tunai dan terima kegagalan sebagai pelajaran, “pesan M. Suyanto.
Pada acara pembukaan, Wakil Rektor I UNY, Wardan Suyanto, M.A., Ed.D. menyampaikan bahwa era keterbukaan Masyarakat Ekonomi ASEAN akan dirasakan sama oleh masing-masing negara ASEAN. Persiapan dalam menghadapi era keterbukaan ini menjadi suatu hal tidak bisa dielakkan lagi. Semakin siap suatu negara membekali SDM-nya dengan keterampilan dan mental maka akan semakin siap bersaing dengan negara lain.
Ketua Panitia, Isroah, M.Si. memaparkan bahwa seminar ini digelar untuk untuk membuka wawasan dan budaya entrepreneurship para pendidik untuk bertindak profesional agar mampu menjawab tantangan seiring diberlakukan MEA. Seminar dihadiri 400 peserta dari kalangan mahasiswa, guru, ataupun dosen. Seminar ini selain pembicara inti yang sama-sama bernama Suyanto, juga mempresentasikan makalah pendamping dari dosen berbagai universitas serta guru-guru SD, SMP, ataupun SMA. (Tusti)