Pembelajaran keterampilan bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan suatu hal yang sangat penting bagi dunia Pendidikan Luar Biasa (PLB). Untuk memenuhi kecakapan bagi para calon pengajarnya, sebuah praktik lapangan sangat dibutuhkan. Seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (PLB) semester VI, yang mengambil streaming (kekhususan) Tunanetra, menggelar sebuah praktek keterampilan memasak dengan mata tertutup. Kegiatan ini semata-mata bukan hanya sebagai sebuah syarat untuk pemenuhan/mendapatkan nilai, namun juga diharapkan calon pengajar bagi ABK juga ikut bersimpatik terhadap keterbatasan yang “mereka” alami.
Kegiatan berlangsung pada Selasa 28 April 2015, di lapangan hijau Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Beberapa aspek yang menjadi perhatian adalah kemampuan setiap mahasiswa untuk memaksimalkan indra yang masih berfungsi kecuali mata, seperti perabaan, penciuman, dan pencecapan. Selain itu, aspek kemampuan untuk berorientasi dan mobilitas dengan aman (safety) dalam menggunakan benda tajam, menggunakan penggorengan saat menggoreng, dan menyalakan kompor, juga menjadi pertimbangan dalam kehgiatan tersebut.
Dari pengalaman yang dirasakan saat dalam proses kegiatan memasak dengan mata tertutup, diharapkan dapat memunculkan ide-ide baru agar anak dengan keterbatasan indra visual khususnya, dapat memasak dengan aman, nyaman dan nikmat. Selain itu tujuan jangka panjang tentunya diharapkan dapat melatih anak dengan keterbatasan visual untuk hidup mandiri dan memilliki keterampilan memasak dengan aman dan nyaman. (widodo)