Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

MENANAMKAN NILAI KARAKTER MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

$
0
0

Penanaman nilai karakter yang positif merupakan cara untuk membekali anak agar mereka mampu menjalani kehidupannya dengan lebih baik. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai luhur untuk membentuk individu-individu yang berkarakter mulia dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pembinaan budi pekerti diharapkan anak tidak hanya dapat bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma atau kaidah yang ada dalam masyarakat, tetapi juga melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sekelompok mahasiswa UNY mencoba menanamkan nilai karakter yang baik melalui permainan yang mempunyai banyak kelebihan sebagai salah satu cara belajar. Mereka adalah Sinta Munika dan Sri Nasriah dari prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS, Febrian Nugroho prodi PGSD Pendidikan Jasmani FIK serta Rifatuliha Afiana prodi Pendidikan Teknik Informatika FT yang memilih permainan tradisional sebagai media dalam penanaman nilai-nilai karakter.

Sinta Munika mengatakan bahwa permainan tradisional memiliki berbagai nilai positif dalam kehidupan seperti nilai kekompakan, keakraban, saling menghargai sesama teman, persatuan, dan kebersamaan. “Permainan tradisional menuntut anak untuk bersosialisasi dengan teman-temannya,” ungkap Sinta. “Selain itu permainan tradisional membuat anak-anak lebih dekat dengan alam.”

Menurutnya, permainan tradisional tidak dapat dilakukan sendiri atau individual, tetapi dilakukan secara kooperatif. Dan dengan permainan tradisional, anak diharapkan mampu mengembangkan kerjasama, menyesuaikan diri, saling berinteraksi positif, mampu mengontrol diri, mengembangkan sikap empati terhadap teman, memiliki kemampuan dalam menaati peraturan, serta mampu menghargai orang lain yang merupakan modal bagi peranannya sebagai makhluk sosial.

Sri Nasriah menambahkan bahwa penanaman nilai karakter melalui permainan tradisional ini diterapkan di Panti Asuhan Amanah, Trimulyo, Jetis, Bantul dengan jumlah anak asuh yang tinggal di panti asuhan Amanah sekitar 45 anak, terdiri dari siswa SD, SMP, SMA. “Metode yang akan kami gunakan unuk menjalankan program ini adalah demonstrasi, praktik, diskusi, dan pendampingan,” kata Sri Nasriah.

Metode demonstrasi ditempuh dengan mengenalkan berbagai permainan tradisional yang dianggap sesuai dan memberikan contoh cara bermain permainan tradisional. Metode praktik mencakup beberapa hal, yakni praktik bermain permainan tradisional yang ada dan praktik menciptakan permainan tradisional model anak-anak tersebut. Selanjutnya diskusi dilakukan guna merefleksi kegiatan permainan dan upaya menanamkan nilai-nilai karakter pada diri anak panti asuhan.

Febrian Nugroho menjelaskan bahwa permainan tradisional yang digunakan diantaranya ular tangga, lompat tali, dakon, cublak-cublak suweng, gobag sodor dan boy-boy-an. “Permainan boy-boy-an memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah,” kata Febrian Nugroho. “Di daerah Pati, Jawa Tengah, permainan ini dikenal dengan nama gaprek kempung, di Sunda, ada yang menyebutnya boy-boy-an, ada juga yang menyebutnya bebencaran.” Permainan ini ini mengandung nilai karakter nasionalisme, kekompakan, dan percaya diri. Pada permainan tradisional ini juga diselipkan pertanyaan tentang cinta tanah air, religi atau nasionalisme. Misalnya dalam permainan ular tangga, pada papan bergambar semangat perjuangan maka pertanyaan yang terdapat pada kartu permainan ular tangga tentang pahlawan atau sejarah bangsa Indonesia, demikian pula pada papan bernuansa pengetahuan nusantara, pertanyaan yang diberikan mengenai pengetahuan nusantara, seperti rumah adat, makanan tradisional, pakaian adat, dan lain-lain yang temanya disesuaikan setingkat SD, SMP atau SMA.

Rifatuliha Afiana berharap permainan tradisional yang merupakan warisan dari nenek moyang ini dapat dilestarikan di tengah gerusan budaya teknologi karena memiliki nilai-nilai yang dapat mempengaruhi karakter positif pada anak. Permainan tradisional banyak mengandung nilai karakter yang positif, seperti kerjasama, jujur, peduli, berani, dan bertanggungjawab. “Dalam permainan tradisional ini, anak-anak panti asuhan tidak hanya sekedar bermain, tetapi diharapkan dapat memaknai setiap permainan yang dapat mempengaruhi karakter masing-masing anak menjadi lebih baik,” tutupnya. (dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles