Saat ini belum semua lulusan Pertikepel (Perguruan Tinggi Kepelautan) terserap dalam industri pelayaran karena kualitasnya belum sesuai dengan permintaan pasar kerja internasional. Hal ini terjadi karena proses pendidikan pelaut masih terdapat aspek yang belum dilaksanakan sehingga belum mampu bersaing di area internasional. Demikian dikatakan Drs. Wegig Pratama, M.Pd.
“Di sisi lain perlunya pengembangan nilai karakter yang diperlukan industri pelayaran. Selain itu, fakta di lapangan mengatakan bahwa implementasi nilai karakter belum terintegrasi pada kegiatan pembelajaran. Di sana masih menekankan pembelajaran yang output-nya mengarah pada kompetensi mata kuliah sesuai standar kurikulum,” tambah direktur Akademi Maritim Yogyakarta (AMY) ini.
Wegig, sapaan akrabnya, menyampaikan latar belakang tersebut dalam ujian terbuka promosi doktor Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Senin, 20 April 2015. Promovendus menyampaikan hasil penelitiannya yang dituangkan dalam karya disertasi berjudul “Model Pembelajaran Karakter Pelaut pada Perguruan Tinggi Kepelautan”.
Penelitian promovendus ini dirancang pada sebuah model konseptual yang menerapkan dua metode balajar yaitu Cooperative Learning dan Problem Based Learning yang disingkat Co-Prol. Oleh peneliti hal tersebut dikembangkan berdasarkan landasan teori belajar behavioristik dan konstruktivistik. Subjek uji coba melibatkan taruna Prodi Teknika D3 AMY dan STIMART-AMNI Semarang Angkatan 2013.
Dengan bimbingan intensif oleh promotor Prof. Pardjono, Ph.D. dan Prof. Dr. Herminarto Sofyan, promovendus melakukan uji coba model sebanyak enam belas kali. Dari uji coba sebanyak itu menghasilkan nilai karakter pelaut yang sudah dikembangkan pada taruna Pertikepel adalah karakter disiplin. Karakter yang seharusnya dikembangkan lebih dalam antara lain tanggung jawab/responsibility, percaya diri, etos kerja, pemecahan masalah/problem solving, dan kerja sama/cooperativeness.
Promovendus dengan percaya diri menyimpulkan bahwa model Co-Prol efektif dijalankan dengan adanya tren peningkatan nilai karakter taruna tiap minggunya selama satu semester (16 minggu). Lima nilai karakter tersebut meningkat dari yang semula belum “terlihat” berkembang menjadi “membudaya”.
Tim penguji yang dipimpin oleh Prof. Soenarto, Ph.D. dengan anggota Prof. Darmiyati Zuchdi, Ed.D., dan Dr. Capt. Suwiyadi, M.Mar., M.Pd. serta kedua promotor secara bergilir memberikan pertanyaan, masukan, dan sarannya kepada promovendus. Dengan percaya diri dan lantang promovendus mampu menanggapinya dengan sangat memuaskan.
Dari hasil diskusi tim penguji dinyatakan bahwa promovendus berhasil mempertahankan hasil penelitiannya. Oleh karena itu, kepadanya diberikan gelar doktor kependidikan dalam bidang PTK dengan predikat Cumlaude. Dr. Wegig Pratama, M.Pd. merupakan doktor ke-78 pada prodi PTK dan ke-272 di PPs UNY. (Rubiman)