Dalam rangka menghadapi era globalisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Perguruan Tinggi senantiasa dituntut terus menerus mengembangkan kemampuannya agar dapat menghasilkan lulusan yang bermutu, mandiri, dan dapat bersaing di pasaran kerja baik nasional maupun internasional.
Berdasarkan kebijakan Kemenristek Dikti, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas), kegiatan penelitian pada Perguruan Tinggi merupakan konsekuensi logis dari kebijakan strategis untuk mencapai tujuan Pengembangan Penelitian Perguruan Tinggi yang mandiri dan berdaya saing, menuju hilirisasi kerjasama dan industri/dunia usaha.
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dipercaya oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas) Kemenristek Dikti untuk menyelenggarakan Workshop Peningkatan Mutu Dosen dalam Penyusunan Proposal Penelitian Perguruan Tinggi Tahun 2015 pada Jumat, 17 April 2015 di Hotel Inna Garuda Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti sejumlah 78 dosen peneliti dari berbagai Perguruan Tinggi di wilayah DIY-Jateng yang terdaftar di Simlitabmas dan ditetapkan oleh Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kemenristek Dikti.
Acara dibuka langsung oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., selaku tuan rumah menyampaikan pada sambutannya bahwa kegiatan ini terangkai dengan kegiatan sebelumnya terkait hibah penelitian yang belum terdanai pada tahun sebelumnya dan merupakan kegiatan satu-satunya yang memberi kesempatan kepada peneliti untuk meningkatkan penelitiannya.
Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas) Kemenristek Dikti, Prof. Agus Subekti, M.Sc., Ph.D., memberi pengarahan bahwa Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat berkerjasama dengan UNY, berupaya mewujudkan program-program unggulan pada perguruan tinggi di Indonesia melalui kebijakan penelitian di perguruan tinggi yang meliputi Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT), Program Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri (RAPID), Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Penelitian Unggulan Strategis Nasional (PUSNAS), dalam menuju hilirisasi.
“Riset Perguruan Tinggi tidak hanya untuk komersialisasi saja tapi juga harus bisa memberi edukasi bagi masyarakat,” tandas Agus Subekti.
Agus Subekti menambahkan jika riset mau menuju ke komersialisasi maka proses penelitian hulu (eksplorasi) harus diperkuat; luaran yang sudah dihasilkan di hulu harus difasilitasi untuk proses di bagian hilir (produksi masal); perlu penguatan kelembagaan, SDM, investasi sarana dan prasarana penelitian serta operasional dibagian hulu maupun hilir; perlu penguatan jaringan kerja sama peneliti dengan industri/dunia usaha. (ags)