Acara Public Area for All merupakan pendidikan publik dengan kunjungan ke ruang publik bersama disabilitas (orang yang berkebutuhan khusus). Sebagai penyelenggara, Jurusan PLB FIP UNY berharap ruang publik yang juga berfungsi sebagai sumber belajar semakin ramah dalam melayani disabilitas. Hal inilah yang dikampanyekan oleh pihak penyelenggara kepada masyarakat umum, Minggu (7/4/2013).
Pada kesempatan ini, ruang publik yang menjadi tujuan adalah Museum Benteng Vredeburg. Museum adalah tempat untuk pameran secara tetap dan menyimpan benda-benda yang pantas mendapat perhatian umum, seperti benda seni, sejarah, ataupun hasil keilmuan. Oleh karena itu, museum merupakan salah satu sumber belajar bagi siapa pun termasuk disabilitas. Sesungguhnya bukan hanya museum yang menjadi sumber belajar, namun ruang publik lain juga dapat digunakan sebagai sumber belajar.
Untuk itu perlu adanya pembenahan ruang publik agar dapat menciptakan suasana mandiri untuk disabilitas, khususnya aksesibilitas: (1) danya akses khusus untuk pengguna kursi roda, (2) adanya tekstur lantai yang berbeda yang ditujukan untuk memandu tuna netra, (3) memaksimalkan penyampaian informasi melalui audio-visual dan taktil (huruf braile), (4) menutup selokan/parit, dan (5) toilet duduk.
Kunjungan museum ini dilaksanakan dari pukul 08—11.30 WIB di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Partisipan dalam acara ini kurang lebih 124 orang yang terdiri dari penyandang disabilitas dan masyarakat umum. Acara dibuka dengan sambutan dari pihak museum lalu dilanjutkan dengan ramah-tamah bersama para disabilitas. Acara ramah-tamah berbentuk games dan tour diorama. Acara ditutup dengan penampilan musik para santri berkebutuhan khusus dari Pondok Pesantren Al-Amin dan pementasan pantomim Saudara Wahyu, siswa SLB Yapenas Condong Catur Yogyakarta. Tidak lupa, acara juga dimeriahkan dengan pembagian doorprize dari runaway creative partner sebagai salah satu sponsor yang turut meramaikan suasana.
Masih dalam rangkaian kegiatan Jurusan PLB FIP UNY, Festival Film Pendidikan (FFP) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terhadap disabilitas. Dalam kegiatan FFP, peserta dianggap sebagai sampel masyarakat yang mampu mendeskripsikan tentang disabilitas sehingga dapat melaksanakan kampanye terhadap masyarakat melalui karya film fiksi atau iklan layanan masyarakat. Tujuan kegiatan FFP adalah mengedukasi masyarakat tentang keberadaan disabilititas sehingga masyarakat dapat berperilaku tepat, yaitu memberikan kesempatan terhadap disabilitas untuk lebih dapat membaur dengan masyarakat tanpa ada diskriminasi.
Nominasi karya dilaksanakan pada pukul 14.00—15.30 WIB di Gedung Museum Benteng Vredeburg. Turut mengundang acara ini Gubernur DIY yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, GBPH Yudaningrat, dan tamu undangan lainnya. (ami/ant)