Pada tahun 2011, dunia pendidikan Indonesia sempat diramaikan dengan sebuah berita. Atik Fajaryani, seorang siswa SMKN 1 Bantul, meraih nilai UAN SMK Tertinggi se-Indonesia. Prestasinya tersebut mengundang perhatian dari banyak kalangan, termasuk pemerintah. Tak kurang dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul turut memberikan penghargaan. Kini, setelah hampir empat tahun berlalu, bagaimanakah kabar gadis ini? Setelah 3 tahun 7 bulan menempuh studi, dan berhasil lulus ujian skripsi pada 13 Maret lalu, Atik, begitu dia biasa disapa, menjalani prosesi yudisium di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (31/3/2015) lalu. Tak tanggung-tanggung, di yudisium periode Maret ini Atik berhasil menjadi peraih IPK tertinggi dengan raihan 3,88.
Dijumpai seusai upacara yudisium, putri bungsu dari empat bersaudara pasangan Sambudi (60 tahun) dan Sugilah (57) ini tidak menunjukkan ekspresi kegembiraan yang berlebihan. Pribadinya tetap sederhana, sebagaimana prinsipnya dalam belajar yang juga tak rumit. “Mahasiswa Bidik Misi memang dituntut lulus tepat waktu. Tetapi tidak ada yang istimewa dalam cara saya belajar. Saya hanya berusaha memperhatikan sebaik mungkin penjelasan dosen di kelas, lalu mengulangnya di rumah,” ungkapnya.
Gadis yang semasa kuliah aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan dan kemasyarakatan di desanya ini merasakan betul manfaat dari beasiswa Bidik Misi yang ia dapatkan selama belajar di UNY ini. Sebagai salah satu representasi pemerintah dalam pendidikan, UNY selama ini memang banyak menerima mahasiswa jalur Bidik Misi. Bagi Atik, menjadi abdi negara yang baik adalah salah satu hal yang bisa ia lakukan untuk membalas kebaikan negeri. “Setelah lulus kuliah ini, saya ingin bekerja di Direktorat Jenderal Pajak,” ungkap lulusan Program Studi Akuntansi ini.
Berasal dari keluarga yang sederhana yang tinggal di Dusun Gandekan, Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Bantul, Atik merasakan suasana kekeluargaan yang kental di UNY, perguruan tinggi yang memang ia inginkan sejak SMK. “Teman-teman kuliah begitu ramah. Ikatan kekeluargaan juga terasa. Begitu guyub rasanya,” ujarnya. Lajang kelahiran 13 Juni 1993 ini berpesan kepada rekan-rekannya sesama mahasiswa dan kepada para pembaca, “Selalu ada jalan untuk orang yang berkemauan dan bersungguh-sungguh.”
Sebagaimana dipaparkan Wakil Dekan I Nurhadi, M.M., dalam upacara yudisium kali ini, FE meluluskan sebanyak 29 orang, yang terdiri dari 15 orang S1 Kependidikan dan 14 orang S1 Non Kependidikan. Dari 29 peserta tersebut, 9 orang di antaranya memperoleh predikat Dengan Pujian termasuk Atik Fajaryani yang menjadi peraih IPK Tertinggi periode ini. Turut hadir dalam upacara ini segenap jajaran dekanat, ketua jurusan, program studi, dan kabag serta kasubag di lingkungan FE UNY. Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si. sendiri berharap agar para alumni tidak berhenti sampai di sini. “Ini adalah terminal awal dari perjuangan kalian. Masyarakat berharap kontribusi yang lebih tinggi dari kalian,” pesannya. (fadhli)