Daun camcau merupakan olahan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelitian, camcau dinyatakan baik untuk dikonsumsi karena rendah kalori dan berserat tinggi, memiliki kandungan mineral seperti kalsium dan fosfor. Camcau juga dipercaya dapat meredakan sakit panas dalam, sembelit, derita perut kembung, demam serta diare. Adapun seratnya bermanfaat untuk membersihkan organ pencernaan dari zat karsinogen penyebab kanker.
Sampai saat ini pemanfaatan daun camcau masih tergolong sederhana. Padahal, camcau yang memiliki banyak khasiat tersebut bisa diolah secara beragam. Dilatarbelakangi hal itu, Ami Nurhayati (Pend. Bahasa Jerman 2009), Iwuk Wijayanti (Pend. Bahasa Jerman 2009), Ervina Rahayu (Pend. Bahasa Jerman 2009) dan Ana Risqiana Putri (Pend. Bahasa Jawa 2010) sepakat membuat terobosan dengan memanfaatkan daun camcau hijau sebagai bahan dasar pembuatan permen jelly.
Ide dengan judul “Pemanfaatan Daun Camcau Hijau Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Permen Jelly yang Menyehatkan Guna Meningkatkan Nilai Ekonomis Tanaman Camcau” itu akhirnya berhasil menjadi salah satu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang lolos dan didanai oleh Direktorat Perguruan Tinggi (DIKTI) pada 2013. Selain PKM Kewirausahaan (PKM-K) yang diketuai Ami Nurhayati tersebut, masih ada 7 PKM dari Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY) yang lolos.
Ditanya alasan mengapa membuat permen jelly, Ami mengungkapkan bahwa permen tersebut bisa dikonsumsi oleh semua kalangan. “Karena banyak orang Indonesia yang suka ngemil, kenapa tidak dicoba mengusung permen sebagai produknya. Permen kan bentuknya minimalis, ringan, dan mudah dibawa.” Mengenai proses pembuatan permen ini, Ami yang juga seorang guide bahasa Jerman menjelaskan bahwa proses pembuatannnya hanya menghabiskan waktu satu hari.
Sementara ini, produksi dari PKM-K yang dibimbing oleh Iman Santoso, M.Pd. dan Isti Haryati, M.A. tersebut masih dikemas sederhana. Ke depan, tim ini berencana mengemas permen jelly dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan dilengkapi dengan keterangan komposisi. “Supaya konsumen mengetahui detail khasiatnya,” tutup Ami dan Iwuk. (FitriAnanda)