Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

STUDIUM GENERAL DAN RAPAT ANGGOTA TAHUNAN KOPMA UNY

$
0
0

Pembicaraan soal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) hari ini digiring tidak sekedar pada pertanyaan siap atau tidak siap menghadapinya. Tentu saja selalu berujung pada pernyataan bahwa bagaimanapun kita harus siap. Tidak ada lagi tempat bagi setiap bentuk keraguan. MEA dianggap sebagai sebuah keniscayaan. Berbagai legalisasi kesepakatan yang sudah dibuat menjadi landasan pembenar. Tidak tersedia lagi ruang untuk menyoal pasar bebas yang diadopsi MEA sebagai jalan tunggal bagi masa depan ekonomi ASEAN. Tidak ada kesempatan untuk mempertanyakan liberalisasi ekonomi ASEAN. Apakah ia merupakan pilihan sadar para pemimpin negara ASEAN untuk mewujudkan kemakmuran dan kemerataan? Padahal kita tahu kenyataannya seringkali berkebalikan.

Demikian dikatakan Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM Awan Santosa, S.E., M.Sc. dalam Studium General Kopma UNY ke-32 di Auditorium UNY, Kamis, 12 Februari 2015. Menurutnya, MEA semestinya bertumpu pula pada penguatan solidaritas gerakan koperasi rakyat dalam menghadapi serbuan kapitalisme global yang memiskinkan dan mengukuhkan ketergantungan. Masyarakat ASEAN harus bersatu padu untuk menghentikan okupasi dan penguasaan bahan mentah, tenaga kerja, kapital, dan pasar oleh segelintir elit pemodal domestik, regional, maupun imternasional.  

“Solidaritas sejati tersebut akan menjadi pondasi bagi bangun kemandirian regional ASEAN,” kata Awan Santosa, S.E, M.Sc. “Kawasan tanpa jerat utang akan memutus mata rantai agenda neoliberal.” Ini memerlukan komitmen ekonomi politik pemerintah negara-negara anggota ASEAN demi sebuah tujuan konstitusional maka memutar MEA ke arah yang lain dari sekarang sangatlah memungkinkan.

Studium General yang akan dilanjutkan dengan Rapat Anggota Tahunan Kopma UNY tersebut dibuka oleh Wakil Rektor III UNY Prof. Dr. Sumaryanto dan diikuti oleh lebih dari 100 mahasiswa. Dalam sambutannya, Desperindagkop Sleman yang diwakili oleh Bp. Kasihan mengatakan bahwa Rapat Anggota Tahunan ini penting untuk perkembangan koperasi di Sleman, karena dalam Rapat Anggota Tahunan diagendakan kegiatan untuk evaluasi program kerja yang telah berlalu dan menyusun program kerja yang akan datang.

“Gunakan hak Anda secara demokratis dan bertanggungjawab,” kata Kasihan. “Jadikan forum ini sebagai sarana positif untuk evaluasi.” Beliau juga mengharapkan agar forum ini dapat menyatukan pandangan demi kemajuan koperasi. Koperasi Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (Kopma UNY) merupakan salah satu UKM yang ikut berperan dalam mewarnai delik pendidikan dan pelatihan dalam kampus.

Pembicara lainnya yaitu Ketua Badan Sosial Movement Institute, Eko Prasetyo yang mengatakan bahwa dalam pasar bebas, kompetisi menjadi sebuah ancaman. Yang dicemaskan adalah bekal yang dimiliki, baik berupa ketekunan dan kegigihan. Maka pada situasi seperti ini pendidikan memerlukan metodologi dengan materi pembelajaran yang menantang. “Tak mungkin mempertahankan kehidupan belajar yang monoton,” kata Eko Prasetyo. “Suasana tertib tapi mencekam itu harus ditembus dengan tindakan gerakan, di antaranya adalah membuat aktif organisasi kampus.” Menurutnya, pusat perhatian kegiatan kampus perlu digeser pada tindakan-tindakan produktif yang berpusat pada peluang dan kemahiran.

Banyak riset menunjukkan kegigihan itu tidak didasarkan semata-mata oleh training motivasi yang diikuti melainkan tradisi yang berurat akar sejak lama. Hasil yang tak mengejutkan menyebut hampir semua olimpiade matematika dunia selalu dimenangkan oleh anak-anak muda yang berasal dari ‘negeri’ petani dan pekerjaan yang berharga, seperti Singapura, Korea Selatan, Cina, Hongkong, dan Jepang. Kelak negara inilah yang akan menjadi petarung dalam MEA. Dibiasakan dan diwariskan tradisi kerja keras dengan disiplin membuat anak-anak dari sana memiliki keunggulan. (dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles