Universitas Padjajaran Bandung melakukan muhibah seni ke Universitas Negeri Yogyakarta pada Kamis hingga Sabtu, 6–8 Desember 2012. Kegiatan yang digelar dalam rangka meningkatkan kesadaran akan keragaman Budaya Nusantara di kalangan civitas akademika ini menampilkan berbagai kegiatan, di antaranya workshop berbagai ragam seni dan pementasan karya-karya seni.Budaya Jawa dan Sunda memiliki sejarah hubungan yang unik yang pantas terus menerus digali untuk menginspirasi generasi muda akan peran penting interaksi budaya. Oleh karena itu, pertukaran pengetahuan tentang seni dan budaya perlu dilakukan. UNY dan UNPAD memiliki keinginan untuk melakukan tukar-menukar pengetahuan, keterampilan dalam hal seni, dan budaya yang digelutinya. Dengan dilaksanakan kegiatan tersebut, diharapkan dosen dan mahasiswa bisa meningkatkan pengetahuan lintas budaya terutama bidang seni tari.Workshop yang dilakukan meliputi Rampak Gendang oleh Tim Kesenian UNPAD dan workshop tari Nawang Sekar oleh Tim Kesenian UNY. Puncak acara muhibah seni ini adalah pentas kolaborasi seni di Auditorium UNY, Jumat, 7 Desember 2012 yang menampilkan hasil workshop kedua perguruan tinggi. Rektor UNPAD, Prof. Dr. Ganjar Kurnia, DEA, dalam sambutannya mengatakan bahwa muhibah seni ini untuk meningkatkan saling pengertian dan pemahaman antara dua kultur yang berbeda, dengan tujuan yang sama bila bisa membangun harmoni maka akan tercapai tujuan yang sama pula.“Universitas Padjadjaran secara tegas dalam statutanya menyebutkan harus menjaga kebudayaan Sunda,” kata Prof. Dr. Ganjar Kurnia, DEA. “Tercatat dari 500 kesenian Sunda, yang eksis hanya tinggal sekitar 10 saja seperti wayang golek dan sebagainya. Yang membedakan kami dengan Yogyakarta dan Surakarta adalah kami tidak punya sentra budaya seperti kraton di mana orang yang akan mengetahui kesenian daerah setempat dapat mencari referensi ke sentra budaya ini.” Rektor UNPAD berharap bahwa pada masa kini dan masa yang akan datang universitas bisa menjadi referensi untuk mengembangkan kebudayaan.Wakil Rektor IV UNY, Prof. Suwarsih Madya, Ph.D., mengatakan bahwa UNY mempunyai komitmen kuat dalam menjaga keberagaman budaya yang bhinneka tunggal ika dan ke depan UNY juga akan melakukan muhibah seni ke perguruan tinggi lain untuk membangun persahabatan.Pentas kolaborasi ini dilakukan oleh 35 orang mahasiswa UNY dan 27 orang mahasiswa UNPAD. Workshop diadakan di Pendopo Tejokusumo, Fakultas Bahasa dan Seni, UNY. Pada kesempatan ini UNPAD menjelaskan tentang Rampak Gendang yang berjumlah 7 set gendang. Sebagai pengantar dijelaskan tentang fungsi dan makna atau simbol yang ada dalam permainan gendang tersebut. Dalam penjelasan tersebut juga disampaikan tentang tata cara dalam permainan gendang seperti cara duduknya ataupun cara memukulnya.Para peserta, baik dari Jurusan Seni Musik atau Seni Tari, dilatih cara dasar untuk memainkan gendang. Workshop dilanjutkan dengan permainan bersama antara peserta dari UNY dan UNPAD. Materi workshop dari UNY disampaikan oleh dosen Jurusan Seni Tari FBS tentang tari Nawung Sekar. Alasan tari tersebut dipilih karena merupakan tari klasik Yogyakarta yang paling sederhana, sehingga peserta diharapkan dapat menguasai tarian Jogja klasik ini.Akhirnya, dengan kesabaran dari dosen-dosen seni tari, para peserta dapat mengikuti dengan baik. Pada pentas seni di Auditorium UNY hasil workshop dikolaborasikan. Tari Nawung Sekar ditarikan oleh gabungan penari dari kedua universitas dengan diiiringi gamelan yang dimainkan oleh penabuh, juga dari dua universitas.
↧