Mahasiswa Program Kerjasama UNY-Pemerintah Sumatera Selatan mengikuti outboound di Kalibiru, Kulonprogo, Sabtu (13/12/2014). Misi menuntut ilmu di Yogyakarta membutuhkan jalinan kuat para mahasiswa daerah untuk saling mengenal dan dekat antara satu sama lain. Kebersamaan ini injeksi untuk menjaga semangat berprestasi di pulau Jawa dan kembali ke daerah. Kegiatan ini diikuti oleh 50 mahasiswa kerjasama asal Sumatera Selatan angkatan 2010 hingga 2013. Setelah mengikuti outbound, kegiatan dilanjutkan dengan bakti sosial dan silaturahim ke Panti Asuhan Daarussubusi di Wates, Kulonprogo.
Selama outbound, mereka bermain sambil berlatih untuk mengembangkan kemimpinan dan keterampilan sosial. Permainan pertama adalah Hitungan Merdeka. Dalam permainan ini, kemampuan konsentrasi dan keterampilan strategi diuji. Di permainan kedua, mereka bermain Rumah Tupai yang sangat mengandalkan kerjasama, kelincahan dan keputusan cepat. Peserta harus berganti peran dengan cepat saat bekerja sama menjadi “rumah” atau gesit menjadi “tupai”.
“Saya belajar tentang pentingnya fleksibilitas dari segala peran (hidup) kita yang berubah-ubah, kita harus siap dengan segala peran,” ungkap Bayu, salah satu peserta outbound, mengekrepsikan kesannya setelah permainan ini.
Di permainan ketiga, mahasiswa berdiri melingkar kelompok sambil melempartangkapkan barang-barang yang mudah hingga yang riskan dipegang. Tidak hanya harus terampil melempar dan menangkap, peserta juga dilatih untuk berkoordinasi otak serta komunikasi lisan dengan partner lempar-tangkap. Tak ayal banyak kejadian menarik, misalnya terlempar balon air yang akhirnya membasahi badan hingga telur yang pecah meluber di telapak tangan. Kebersamaan selama menghadapi tantangan dipenuhi dengan gelak tawa dan suara sorak ria.
Melatih koordinasi otak dan gerak badan ternyata masih menjadi tantangan selanjutnya. Di permainan “maju mundur cantik”, peserta berlatih berkoordinasi pendengaran sekaligus mengikuti instruksi “maju mundur”. Peserta mengikuti instruksi dengan melakukan gerakan yang berlawanan dengan apa yang diinstruksikan. Peserta yang dapat bertahan hingga akhir permainan disebut sebagai pemenangnya.
Di permainan terakhir, peserta bermain berkelompok dengan media layaknya matras melingkar berukuran besar. Mereka bertugas menjadi poros agar matras itu bisa berputar maju. Walaupun terlihat mudah, koordinasi tim dan adu strategi menjadi kunci untuk mencapai baris terdepan.
Menjelang sore, peserta ditantang untuk berani dengan ketinggian dengan beberapa utas tali pengaman. Panjat batu dan flying fox menjadi pengalaman pertama bagi kebanyakan peserta. Keberanian mental mereka pun dihargai dengan hadiah pemandangan gunung dan bukit yang merangkul waduk Sermo. Sinar matahari pun berakrobat di antara bukit-bukit Menoreh dengan membentuk bayangan-bayangan asimetris yang membuat hijau menjadi warna yang bhinneka.
Pemandangan yang tampak indah di Kalibiru, objek wisata yang baru-baru ini sedang popular di Yogyakarta ini, tampaknya menjadi tanda keramahan Yogyakarta bagi kehadiran mahasiswa Sumatera Selatan untuk belajar dan mencintai alam di kota ini. Selain itu, silaturahim ke panti Asuhan Daarussubusi mengajarkan mahasiswa untuk lebih peduli dengan sesama. (febi)