Suasana Ruang Rektorat begitu hening namun tampak sangat menyegarkan suasananya ketika Prof. Dr. Surwardi mengawali pidato guru besarnya dengan sebuah percikan tembang sinom, dari wulang Dalem Sri Sultan Hamengkubuwana I dalam Serat Laksita Tama yang memuat endapan perintah berpikir positif. //dhuh putraningsun ger sira/ iya kulup sun tuturi/ aja wani-wani sira/ marang sudarmamu kaki/ lamun sira njur wani/ duraka bakal tinemu/ krana wong tuwanira/ iku wakiling Hyang Widhi/ rumangsaa wit sira tinitah gesang//
“Jika direnungkan menggunakan kacamata antropologi sastra Jawa, tembang sinom di atas, sungguh banyak menawarkan upaya berpikir positif, yang suatu saat dapat menjadi wahana revolusi mental. Berpikir positif menurut Ki Ageng Suryamentaram (1989:11) disebut pangawikan pribadi atau kawruh sejatining gesang. Esensi hidup adalah berpikir. Maksudnya, karena hidup itu tidak statis, bungah-susah, mulur mungkret, itu senantiasa nyakramanggilingan, maka berpikir positif pada Kang Gawe Urip dan sesama justru menjadi jalan untuk perbaikan mental. Revolusi mental adalah penataan ulang, pembersihan diri, dan restorasi harapan hidup. Hal ini dilandasi asumsi bahwa orang yang mampu berpikir positif mentalnya akan bersih sehingga mendapatkan kawruh begja sawetah.” Demikian penjelasan Prof. Suwardi dengan penuh keceriaan.
Hari ini, FBS UNY kembali menambah guru besarnya yaitu Dr. Suwardi Edraswara, M.Hum yang menjadi profesor ke-5 untuk Prodi Pendidikan Bahasa Jawa. Pidato pengukuhan guru besar berjudul “Antropologi Sastra Jawa Sebagai Jalan Berpikir Positif dan Revolusi Mental” dilaksanakan Rabu, 10 Desember 2014, di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY. Profesor yang lahir di Kulon Progo, 3 April 1964 ini mengampu mata kuliah antara lain Antropologi Sastra, Sosiologi Sastra, Teori Sastra, Sastra Bandingan, dan lain-lain.
Untuk menunjung keprofesionalannya dalam proses belajar dan mengajar, Prof. Suwardi sangat produktif dalam menulis buku.
Hingga kini ia telah menulis 42 buah buku. Berikut beberapa buku hasil karyanya: Falsafah Hidup Jawa, Metodologi Penelitian Sastra, Metodologi Penelitian Kebudayaan, Antologi Cerkak SENTHIR, Metode Penelitian Folklor, Tuntunan Pranatacara lan Pamedharsabda Sing Bener, Tuntunan Tembang Jawa Folklor Jawa, Etika Hidup Orang Jawa, Metodologi Penelitian Sastra Bandingan, Sastra Bandingan: Pendekatan dan Teori Pengkajian, Psikologi Jawa Teori Kritik Sastra, Metodologi Penelitian Antropologi Sastra, Pendidikan Karakter dalam Folklor Falsafah Kepemimpinan Jawa, Metodologi Penelitian Posmodernisme Sastra, dan lain-lain.
Hingga sekarang banyak prestasi yang telah ia torehkan. Prestasi pertama diraihnya sebagai juara II Penghargaan Cerpen Jawa: cerpen Jangka dari Triwida Blitar, Tulungagung, Trenggalek tahun 1995 dan kemudian disusul dengan prestasi gemilang lainnya seperti juara I dalam Lomba Menulis Esai Sastra Yogyakarta, juara I Lomba Artikel Koran dari Pusat Bahasa Jakarta tahun 2014, Hadiah Sastra Rancage Juara I antologi cerpen berjudul Senthir tahun 2006, mendapat anugerah dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Pemerhati dan Peduli Budaya tahun 2007, Penerima Insentif Penulis Buku tahun 2011 dan 2012.
Profesor Suwardi yang sekarang tinggal di Ngrukem RT 18, Dusun Krandohan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta bersama istri Dra. Hj. As Sartini dan keempat putranya, selain mengajar, tugas tambahan yang sedang diemban adalah menjadi anggota senat FBS (2012—2016), Ketua Jurusan sejak 2012 – sekarang, dan lain-lain.
Selain di kampus, ia juga terlibat dalam berbagai bidang kegiatan seperti menjadi anggota Dewan Perpustakaan DIY sejak tahun 2010 hingga sekarang, Ketua Lembaga Budaya Jawa, Ketua II “KINANTHI” Yayasan Pelestari dan Pengembang Budaya Jawa 2005—sekarang, sebagai seksi sastra di Badan Kerjasasama Kesenian Indonesia (BKKI) sejak 2005—sekarang. Untuk lebih mengenal sosok Profesor Antropologi Sastra Jawa ini silakan hubungi 08156805293 atau suwardi_endraswara@yahoo.com. (Akbar S)