Kehidupan adalah perjalanan panjang. Bahan bakarnya adalah harapan. Takdir adalah jalan yang harus ditempuh namun terkadang tak selamanya mulus. Ada kelokan, dan kadang bercabang.
Inilah sebuah kisah perjalanan manusia. Menempuh keinginan namun jalan takdir selalu berpihak lain dari keinginan. Tiga orang yang hidup di sebuah negara entah, dunia entah, dan berumur entah. Namun ketiganya memiliki keinginan dan hasrat yang sama. Di waktu yang sama ketiganya merasa bosan.
Adalah Magdalena (Jerman), Stine (Denmark), dan Daniel (Polandia) yang menjadi pemeran utama dan Ivan (Spanyol ) berperan sebagai dalang teater Kampung Halaman di Auditorium UNY Jumat malam, 7 November 2014.
Tak pelak pertunjukan ini memukau ratusan penonton yang telah datang sejak pukul 7 malam untuk menyaksikan pentas yang disutradarai oleh Muhammad Shodik ini.
Drama yang mengisahkan perjalanan 3 orang yang selalu kembali ke kampung halaman setelah mereka pergi ke penjuru dunia ini mempersembahkan pertunjukan kesenian apik dari berbagai negara asal mahasiswa internasional UNY.
Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor UNY, membuka pertunjukan tersebut. “Keberagaman mewarnai kampus ini. Semoga acara seperti ini semakin baik dan semarak setiap tahunnya,” ungkapnya.
Mahasiswa internasional UNY pun menampilkan penampilan terbaik mereka. Mahasiswa asal Myanmar, Thailand, Singapura, dan Meksiko memulai pertunjukan dengan mini drama suasana kelas BIPA di UNY, dengan iringan musik dan lagu ala Spanyol yang dibawakan oleh mahasiswa Meksiko, serta lagu dari Burundi dan Mali.
Dari Amerika dan Serbia, Daniel dan Jovana menyanyikan lagu yang mengawali kisah teater Kampung Halaman. Ketiga pemeran utama kemudian hadir seiring penggalan kisah yang dibacakan sang dalang. Nyanyian dan musik oleh Andreas (Papua Nugini) menjadi gambaran tempat pertama yang mereka kunjungi.
Tarian tradisional Indonesia menjadi bagian perjalanan cerita teater ini. Aron dan Judith (Hungaria) menampilkan tarian tradisional Hungaria dengan tempo yang mengundang decak kagum.
Digawangi oleh Antsa, kelompok mahasiswa dari Madagaskar menyajikan tarian tradisional. Mahasiswa transfer kredit Bahasa Indonesia dari Guandong University (Tiongkok) pun menampilkan gerak dan lagu populer. Dari Yunnan Minzu University (Tiongkok), tarian tradisional mahasiswa memukau penonton dengan ritme gerakan elegan sekaligus enerjik. Tak kalah menghibur, tarian mahasiswa asal Laos, Nigeria, dan Fiji menambah semarak suasana. Jim Young (Korea Selatan) mengisi teater ini dengan lagu sendu dari Negeri Gingseng.
Di penghujung drama, Jim dan mahasiswa UNY lain mengajak penonton untuk ber-flash mob Gangnam Style ala Korea. Kemeriahan acara ini sungguh terasa sampai akhir acara. (Yuliana)