Heni Susilowati, alumni Pendidikan Ekonomi FE UNY angkatan 2010 meraih IPK tertinggi pada upacara Yudisium FE UNY periode Oktober, Jumat (31/10/2014). Remaja Bantul yang lahir 22 tahun lalu ini merupakan salah satu penerima beasiswa Bidikmisi. Dengan predikat ini, Heni, begitu dia biasa disapa, berhasil mencapai Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi di antara peserta yudisium lainnya dengan 3,68. Dalam yudisium yang diikuti sebanyak 43 peserta dan dihadiri senat, jajaran dekanat, kajur, kaprodi, serta kabag dan kasubag di lingkungan FE UNY ini, Heni tampak khidmat memimpin teman-temannya membacakan Prasetya Alumni.
Diwawancarai seusai upacara, Heni yang mengagumi sosok dosennya, Losina Purnastuti, M.Ec., Dev., Ph.D., ini berbagi tips bagi segenap mahasiswa. “Tetapkan tujuan atau impian, karena dengannya kita menjadi lebih semangat dan fokus,” pesannya. “Selain itu, jangan lupa tekun belajar dan berdoa. Saya fleksibel dalam belajar. Kalau ada waktu luang, saya sempatkan untuk membaca,” ujar alumni SMKN 1 Bantul ini menambahkan.
Heni melanjutkan, berkuliah di FE UNY menjadi kesan tersendiri baginya. “Pengajarnya ramah, dan saya mendapat pembimbing yang luar biasa pada sosok Bu Losina. Beliau adalah sosok yang smart dan penuh inspirasi, saya beruntung dibimbing beliau,” tandas putri kedua dari empat bersaudara pasangan Surono (almarhum) dan Kartiyem.
Yudisium pada periode Oktober ini meluluskan 43 orang yang terdiri dari 21 orang S1 Kependidikan, 17 orang S1 Non-Kependidikan, dan 5 orang program D3. “Jumlah peserta yang meraih predikat Dengan Pujian ada sebanyak 7 orang atau 17%, sedangkan rata-rata IPK periode ini adalah 3,29,” terang Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd. dalam laporannya.
Pada penyampaian arahan, Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si. menganjurkan para lulusan untuk melanjutkan studinya. “Bagi yang berpredikat cum laude bisa memperoleh kemudahan untuk melanjutkan studi, baik S1 bagi yang lulusan D3, ataupun S2 bagi yang S1. IPK tinggi juga bisa menjadikan peluang kerja lebih besar. Meskipun demikian, tidak perlu berkecil hati bagi yang memiliki IPK tidak terlalu tinggi. IPK tinggi bukan penentu kesuksesan karir, akan tetapi karakter dan kerja keraslah yang bisa membantu kalian,” pesan Sugiharsono. (fadhli)