Sebanyak 4 Sekolah Menengah Pertama dan 7 Sekolah Dasar yang menjadi sekolah mitra dan lab school UNY mengikuti acara Meeting and Working with Teacher Training Institute Partner and Lab. Schools, kerjasama UNY-USAID PRIORITAS. Kegiatan ini merupakan koordinasi antara USAID PRIORITAS dengan sekolah mitra dan lab UNY.
Dr. Haryanto, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY berkesempatan membuka kegiatan yang berlangsung pada hari Jumat (10/10/2014) di Wisma MM UGM, Yogyakarta.
Ia pun menyoroti peran guru dalam upaya membenahi pendidikan di Indonesia. Kualitas pembelajaran di SD dan SMP pun dapat ditingkatkan dengan mengubah paradigma belajar. “Tumpuan harapan hanya terletak pada pundak para pendidik untuk mempersiapkan generasi anak bangsa menjadi generasi yang kreatif, inovatif, produktif, dan mandiri dilandasi karakter ke-Indonesiaan yang kuat.”
Dr. Haryanto, M.Pd. mengharapkan peserta pertemuan dan diskusi ini untuk dapat merealisasikan hasil kegiatan ini dengan berupaya menciptakan pembelajaran yang berkualitas di sekolahnya masing-masing. Karena sekolah-sekolah tersebut adalah sekolah mitra UNY yang menjadi tempat PPL bagi mahasiswa calon guru SD dan SMP, mahasiswa PPL dapat belajar dari guru-guru di sana.
“Agenda utama pertemuan ini adalah mendiskusikan tindak lanjut program yang lalu yakni Pelatihan Guru SD dan SMP Mitra UNY Kerjasama UNY-USAID PRIORITAS-Modul 2,” terang Afifuddin, Ph.D., Spesialis Pengembangan LPTK USAID PRIORITAS.
Sekolah-sekolah tersebut adalah SMPN 4 Sleman, SMPN 2 Depok Sleman, SMPN 5 Sleman dan SMPN 1 Yogyakarta. Sedangkan sekolah dasar yang mengikuti program ini antara lain SDN Kiaran 2, SDN Gedongkiwo, SDN Karangjati, SDN Ngoto, SDN Gembongan, SDN Giwangan, dan SDN Golo.
Affifudin menjelaskan bahwa pihak sekolah telah merasakan manfaat dari program ini. Sekolah yang telah menyampaikan dampak implementasi MBS di sekolah antara lain SDN Giwangan yang menyebutkan bahwa MBS berdampak luar biasa di sekolah. Walaupun guru belum dilatih untuk menerapkan kurikulum 2013, tapi guru-guru di sana sudah bisa menerapkan dari hasil pelatihan.
Peserta dari kelompok SMPN 5 Sleman mengatakan bahwa pelatihan ini sangat produktif dan aktif dibandingkan dengan pelatihan teoritis yang biasa mereka ikuti. Tak ketinggalan kelompok SDN Gembongan, Kulon Progo, pun menyatakan pembelajaran di kelas sudah aktif. Peran serta masyarakat khususnya orangtua terlibat dalam pembelajaran sebagai komite sekolah. “Komite sekolah sangat aktif memberi kontribusi kepada proses belajar mengajar dan pengelolaan sekolah, “ uangkap salah satu peserta dari SDN Gembongan. Sekolah ini pun ditetapkan sebagai sekolah contoh oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo dalam penerapan kurikulum 2013. Guru-guru di sekolah ini juga menjadi lebih percaya diri dalam menerapkan kurikulum 2013 di sekolah.
Para peserta mengawali kegiatan ini dengan melaporkan kemajuan sekolah dan sebagai persiapan pelatihan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) Modul 2. Selama pertemuan ini, sekolah-sekolah diminta untuk membuat rencana program unggulan dan kemudian mempresentasikan program-program unggulan tersebut di hadapan peserta pelatihan lainnya. (yuliana)