Pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa diharapkan mampu menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks. Kegiatan menulis tersebut dapat digolongkan dalam menulis kreatif atau menulis faktual. Keterampilan tersebut dapat dipraktikkan saat pembelajaran bahasa Indonesia atau sebagai tambahan di luar jam pelajaran. Siswa SD sebagai penulis pemula sering mengalami kendala dalam melaksanakan kegiatan menulis. Terdapatnya kendala bukan untuk dijadikan penghalang, namun perlu untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan menulis.
Beberapa siswa menganggap mengikuti pelajaran cerpen tidak lebih dari rutinitas dan mencari nilai. Padahal menulis dapat membuat percaya diri dan meningkatkan kebanggaan. Untuk memotivasi siswa dalam menulis cerpen, mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Luftia Firdausia, Argi Sofyan, Sophia Rachma Qurrota, Rahmad Yusuf Saputro mengajak siswa SDN Pucung Yogyakarta untuk membuat cerpen. Agar siswa tidak terkendala dalam membuat cerpen, para mahasiswa PGSD tersebut menggunakan musik sebagai media pembelajaran. Penggunaan musik dalam hal ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti dalam pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen.
Menurut Luftia Firdausia, mereka memilih lagu anak-anak sebagai media pembelajaran karena jenis musik ini lebih familier di antara siswa dan bahkan membantu mengenalkan siswa tentang lagu tersebut. “Harapan kami, musik mampu meningkatkan proses pembelajaran menulis dan meningkatkan keterampilan menulis cerpen di sekolah” katanya. Argi Sofyan menambahkan bahwa musik dipilih sebagai media dalam pembelajaran dengan alasan lirik lagu mengandung suatu kisah atau cerita tertentu yang dapat dijadikan landasan untuk menstimulasi ide dalam menulis cerpen. Musik juga sering dijumpai adanya lirik yang mengisahkan sesuatu kondisi tertentu yang dirasakan pengarang lagu yang dapat dijadikan sumber inspirasi untuk menulis cerpen.
Musik yang dimanfaaatkan sebagai media dalam pembelajaran tergolong sebagai pengalaman langsung karena siswa secara on the spot menyimak musik yang diputarkan di dalam kelas. Pembelajaran dengan menggunakan media yang melibatkan keikutsertaan siswa akan mudah diserap oleh mereka. Musik yang berlirik dipilih sebagai media dalam menulis cerpen karena musik memiliki nilai positif, yaitu mampu memberikan rasa senang bagi pendengarnya dan liriknya mengandung kisahan yang dapat dijadikan sarana untuk mestimulasi munculnya ide. Alasan musik dipilih sebagai media pembelajaran yaitu karena musik identik dengan sesuatu yang dapat menghibur dan menyenangkan. Suasana senang pada diri siswa akan memberikan efek kemudahan bagi siswa untuk menyelesaikan tugas menulis cerpen yang diberikan.
Sophia Rachma Qurrota mengatakan, pembelajaran menulis cerpen dengan mengunakan media musik mengalami peningkatan pada proses dan hasil. “Peningkatan proses menulis cerpen ditandai dengan meningkatnya motivasi, perhatian, dan keaktifan siswa dalam setiap tahapan menulis cerpen” ungkap Sophia. Hal ini diindikasi dengan termotivasinya siswa untuk membuat kerangka karangan, mengembangkannya dalam bentuk draft sekaligus merevisinya, serta termotivasi untuk menyunting dan mempublikasikan cerpen. Perhatian siswa terindikasikan juga pada perhatian akan kisahan dan alur dari lirik lagu dalam membuat kerangka karangan serta pada pembuatan draft cerpen. Kreavifitas mahasiswa PGSD ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian tahun 2014. (dedy)