Harkat dan martabat suatu bangsa akan dihargai oleh bangsa lain salah satunya melalui prestasi olahraga. Prestasi olahraga di tingkat nasional dan internasional menjadi barometer pembangunan keolahragaan. Penurunan prestasi sepakbola di Indonesia disebabkan antara lain karena tidak ada yang bertanggung jawab dan mengelola secara benar pengenalan dan pemasalan sepakbola pada usia dini, tidak ada kompetisi yang dilakukan secara rutin, berjenjang dan terencana, sejak di usia remaja dan junior serta banyaknya pemain asing yang menempati posisi kunci seperti stoper, libero, gelandang dan striker, pada klub yang berkompetisi di Liga Super Indonesia atau Divisi Utama, sehingga kesempatan bermain untuk pemain lokal berkurang. Bahkan pada sisi Pendidikan Kepelatihan kurang serius diperhatikan. Padahal pelatih adalah ujung tombak peningkatan prestasi.
Demikian dikatakan Datuk Sri Prof. Dr. Ir. Djohar Arifin Husin, Ketua Umum PSSI dalam acara Penerimaan Orang Tua Mahasiswa Baru Universitas Negeri Yogyakarta yang berlangsung pada Minggu, 24 Agustus 2014 di GOR UNY. Selanjutnya Datuk Sri Prof. Dr. Ir. Djohar Arifin Husin menjelaskan bahwa pelatih dan pemain menyadari bahwa mereka sangat memerlukan sports sains yang terdiri dari sports medicine, sports IT, sports nutrition dan lain-lain untuk meningkatkan kualitas di mana penerapan sports sains secara utuh mutlak diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pemain.
“Penerapan sports sains wajib masuk dalam setiap program pelatihan,” kata Datuk Sri Prof. Dr. Ir. Djohar Arifin Husin. “Padahal sport science masih dianggap mahal dan tak terjangkau, untuk itu perlu diintensifkan sosialisasi pemanfaatan sport science yang terjangkau dan aplikatif.”
Ketua Umum PSSI tersebut mengungkapkan bahwa pemberdayaan SDM sport science di level klub perlu segera dilakukan melalui pelatihan dan kerjasama dengan perguruan tinggi setempat. Juga melalui kesempatan belajar dan studi banding di klub-klub besar luar negeri. Menurutnya, kerjasama dengan perguruan tinggi untuk mendirikan Pusat Informasi Sports Sains (PIS) merupakan elemen kunci dari pilar penerapan sport science. PIS harus memiliki gedung sendiri yang dilengkapi sejumlah lapangan bola, asrama, dan lab untuk melakukan penelitian/kajian dan hasilnya disebarluaskan kepada seluruh stakeholder sepak bola nasional. Di fasilitas PIS ini pula dilaksanakan program soccer of excellence bagi bibit-bibit pemain berbakat.
Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. dalam sambutannya mengatakan bahwa selama ini jajaran pimpinan UNY hanya bertemu dengan orang tua mahasiswa pada saat wisuda saja dan itu dirasakan kurang. “Maka pada saat penerimaan mahasiswa baru ini kami mengundang seluruh orang tua mahasiswa baru UNY agar dapat menjalin silaturahmi dengan jajaran pimpinan UNY,” kata Rektor. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. juga mengatakan bahwa pada tahun 2014, UNY juga menerima 22 pemain Timnas U-19 menjadi mahasiswa baru UNY dengan harapan dapat membangun pendidikan karakter melalui sepakbola. Selain para orangtua mahasiswa baru, pada kesempatan ini hadir pula semua pemain Timnas U-19 beserta pelatih dan officialnya.
Wakil Rektor I UNY Drs. Wardan Suyanto, MA., Ed.D. mengatakan jumlah mahasiswa baru jenjang D3 dan S1 UNY tahun 2014 meliputi 5.155 orang yang terdiri dari 2.167 orang dari jalur SNMPTN, 1.213 orang dari jalur SBMPTN, 419 orang dari jalur Seleksi Mandiri Berprestasi, 1.298 dari jalur Seleksi Mandiri Ujian Tulis, Kerjasama ADIK 17 orang, Kerjasama Sumatra Selatan 15 orang, Kerjasama KNB 4 orang, dan 22 orang dari Kerjasama PSSI-U19.
“Tahun ini UNY mendapatkan kuota bidikmisi 1.103 orang,” kata Wardan Suyanto, M.A., Ed.D. Sedangkan perolehan nilai tertinggi mahasiswa jenjang S1, untuk jalur SBMPTN bidang saintek diraih Sri Asih Suryani dari Prodi Pendidikan Matematika yang mendapat skor 704,75 dan bidang soshum diraih Juniarti Kartika Y dari Prodi Pendidikan Akuntansi dengan skor 678,80. Untuk jalur Seleksi Mandiri Ujian Tulis, bidang saintek diraih Farta Kamotep dari Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang mendapat skor 709,50 dan bidang soshum diraih Pamadya Andanawarih dari Prodi Bahasa Dan Sastra Inggris dengan skor 745,00. Mahasiswa termuda adalah Andi Vangeran Vathir dari Prodi Ilmu Sejarah yang lahir di Makasar, 23 Desember 1998 dari SMAN 1 Raja Ampat Papua dalam usia 16 tahun 8 bulan.
Salah satu orang tua mahasiswa baru UNY, Yuni Purwanti dari Purbalingga mengungkapkan rasa senang ketika anak sulungnya, Ika Fitrianingrum, diterima di Jurusan Pendidikan Sosiologi. Wanita yang berprofesi sebagai buruh tani tersebut terlihat gembira saat diberitahu tentang beasiswa bidikmisi. “Walau kami hanya buruh tani nanum kami ingin agar anak kami bisa kuliah di UNY, walau harus berhutang untuk menutup biaya pendidikan,” kata Yuni Purwanti. Oleh karena itu, Yuni maupun Ika berharap dapat memperoleh beasiswa bidikmisi untuk keberlangsungan pendidikan di UNY. (dedy)