Association of Southeast Asian Nations atau ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok dengan tujuan memelihara perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan ASEAN, serta meningkatkan kesejahteraan bagi bangsa di Asia Tenggara melalui pembangunan dan kerjasama ekonomi dan sosial budaya. Komunitas ASEAN berdasarkan Piagam ASEAN yang ditandatangani pada KTT ASEAN ke–13 di Singapura tanggal 20 November 2007 mengubah ASEAN dari asosiasi yang longgar menjadi organisasi yang berbasis hukum dan mengikat (rules-based and legally binding), serta berorientasi pada kepentingan rakyat (people-centered).
Berdasarkan Piagam inilah Komunitas ASEAN 2015 akan terbentuk dalam 3 komunitas yaitu komunitas politik dan keamanan, komunitas ekonomi, dan komunitas sosial budaya ASEAN. Demikian dipaparkan Elisabeth Heri Budiastuti, Kasubdit Pendidikan Kebudayaan dan Penerangan, Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN Kementerian Luar Negeri RI dalam Seminar Mobilitas Pendidikan di ASEAN Menuju Integrasi Kawasan 2015 di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY Selasa, 12 Agustus 2014. Lebih lanjut Elisabeth Heri Budiastuti mengatakan bahwa kerjasama pendidikan ASEAN meliputi peningkatan akses ke pendidikan dasar dan pendidikan menengah pertama yang berkualitas, meningkatkan kualitas pendidikan, mempromosikan kesadaran mengenai ASEAN, mobilitas lintas batas dan internasionalisasi pendidikan serta dukungan untuk badan-badan sektoral lainnya terkait dengan kepentingan dalam pendidikan.
“Di sini terbuka kesempatan mengikuti pendidikan tinggi di luar negeri untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi,” kata Elisabeth Heri Budiastuti. “Tantangannya, meningkatnya persaingan untuk memasuki perguruan tinggi, untuk itu kalangan perguruan tinggi harus meningkatkan kualitas pendidikan.”
Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan UNY, Dr. –Ing. Satoto E. Nayono, M.Eng., M.Sc. menjelaskan dalam paparannya, bahwa student mobility sangat penting dalam integrasi kawasan ASEAN 2015 karena mempunyai berbagai manfaat seperti memperluas wawasan, menambah kawan, belajar banyak budaya, menjadi lebih mandiri, berkesempatan melakukan benchmark keilmuan, kesempatan memperlancar bahasa asing serta kesempatan berpromosi tentang Indonesia. Menurutnya, jenis kegiatan student mobility di antaranya konferensi/workshop/short course, sit-in program, credits earning/credit transfer, student exchange, dan sandwich/double degree.
Seminar yang dibuka oleh Wakil Rektor III UNY Prof. Dr. Sumaryanto tersebut diselenggarakan atas kerjasama Kementerian Luar Negeri RI dengan Universitas Negeri Yogyakarta dengan tujuan memberikan informasi pada para mahasiswa mengenai integrasi kawasan ASEAN tahun 2015. Menurut ketua panitia seminar Nunik Sugesti, M.Hum, seminar ini dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan masyarakat Indonesia menyambut Komunitas ASEAN yang akan dilaksanakan tahun 2015.
“Materi yang disampaikan terkait dengan sejarah dan perkembangan ASEAN,” kata Nunik Sugesti, M.Hum. “Selain itu, juga dibahas isu-isu pendidikan, terutama yang berkaitan dengan mobilisasi pelajar di ASEAN.” Seminar diikuti oleh lebih dari 200 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di DIY di antaranya UGM, ISI Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga, UTY, UPY, UMY, UAD, USD UST, STMIK AMIKOM, UII, UPN, dan UNS Surakarta. (dedy)