Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh mahasiswa sebelum meraih gelar sarjana. Dari banyak program kerja yang disusun dalam KKN, salah satunya adalah pembentukan Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) seperti yang dilakukan oleh Kelompok KKN UNY 52 yang ditempatkan di Dusun Sumber, Sendangmulyo, Minggir, Sleman. Ada empat fokus utama pada pembentukan program KKN Posdaya yang meliputi pendidikan, kewirausahaan, kesehatan, dan lingkungan hidup.
Salah satu program kelompok KKN UNY yang beranggotakan Ade Sofiana Suryani dan Ratri Panggih P dari Prodi Pendidikan Kimia FMIPA, Binarti Dwi Astuti dan Sherly Fransisca dari Prodi Pendidikan Seni Rupa FBS, Genes Woro H dan Mela Anitasari dari Prodi Pendidikan Bahasa Jawa FBS, Heni Martya dan Linda Sofyana dari Prodi Pendidikan Ekonomi FE, Janu Muhammad dan Muhammad Machrus Ali dari Prodi Pendidikan Geografi FIS serta Libriana Candra Dewi dari Prodi Pendidikan Sosiologi FIS dan Nika Tri A dari Prodi Pendidikan Bahasa Jerman FBS tersebut adalah pelatihan membuat batik jumputan bagi ibu-ibu Dusun Sumber.
Kegiatan ini dilaksanakan Rabu, 16 Juli 2014 di Posko KKN 52 Dusun Sumber dan diikuti oleh 25 ibu yang mayoritas masih muda. Program yang digagas oleh Binarti Dwi Astuti dan Sherly Fransisca dari Prodi Pendidikan Seni Rupa ini bertujuan untuk memberdayakan potensi warga khususnya para ibu melalui keterampilan dasar membatik jumputan. Batik jumputan dipilih karena mempunyai daya tarik tersendiri. Selain proses pembuatannya mudah, juga bahan-bahan yang dibutuhkan terjangkau.
Menurut Binarti Dwi Astuti ada beberapa proses dalam pembuatan batik ini, meliputi sosialisasi kepada warga, persiapan bahan-bahan seperti kain mori, pewarna, rafia, dan beberapa bahan lain. Sherly Fransisca menambahkan bahwa tahap pembuatan diawali dengan menggambarkan desain di atas kain mori putih dengan pola yang diinginkan, rata-rata adalah pola bunga. Setelah itu dijelujur dengan benang putih dan diikat kuat-kuat menggunakan tali raffia.
Ikatan inilah yang akan menentukan keberhasilan pewarnaan nantinya. Setelah itu adalah tahap pewarnaan. Terdapat beberapa warna yang dipakai, seperti warna biru, merah, maupun kuning. Setelah pewarnaan selesai, kain batik dijemur di bawah terik matahari. Tahap terakhir adalah finishing dengan menjahit tepi kain agar lebih rapi. Hasil akhir berupa taplak meja berbentuk persegi panjang yang dapat dipakai untuk menghiasi meja di hari Idul Fitri.
Kegiatan pelatihan batik jumputan ini diharapkan dapat menjadi bekal para ibu untuk mengembangkan keterampilan membatik. Untuk kedepannya KKN kelompok 52 telah mempersiapkan beberapa program di antaranya penyuluhan kesehatan dan lingkungan hidup, pelatihan kewirausahaan bagi kelompok ternak Ngudi Mulyo, bimbingan belajar, dan beberapa program lainnya yang melibatkan elemen masyarakat Dusun Sumber dan Pakeran, Sendangmulyo, Minggir, Sleman. (dedy)