Menolak berbagai bentuk imperialisme modern, feodalisme, dan kapitalis yang membelenggu hak bangsa untuk hidup merdeka serta menciderai hak demokratis rakyat. Itulah point pertama pernyataan sikap peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) Sarjana Mendidik Daerah Terdepan Terluar Tertinggal (SM3T) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terhadap kekerasan sesama manusia di Palestina, yang digelar Minggu (13/7/2014) di Alun-Alun Wates Kulonprogo. Sebanyak 14 peserta PPG SM3T dengan lantang membacakan pernyataan sikap di hadapan masyarakat kota Wates yang merupakan serangkaian acara aksi solidaritas untuk masyarakat Palestina.
Pernyataan sikap tersebut diantaranya menolak segala bentuk kekerasan ataupun intimidasi baik fisik maupun psikis yang ada di muka bumi, mengecam segala tindakan perebutan kekuasaan yang menimbulkan kekerasan yang menghilangkan nyawa orang lain dan menimbulkan trauma psikis serta kerugian materiil bagi umat manusia di dunia. Mereka juga mengutuk permusuhan yang menyebabkan pembunuhan dan menciderai warga sipil suatu bangsa. Karena konfrontasi antara dua negara bukan tanggung jawab warga sipil di dalamnya sehingga harus dihindarkan hukum kolektif terhadapnya. Para peserta PPG SM3T tersebut mendukung terwujudnya perdamaian dan pakta-pakta anti peperangan guna menjaga stabilitas kerukunan antarbangsa di dunia.
Ketua panitia aksi solidaritas rakyat Palestina PPG SM3T UNY, Koko Triyantoro mengungkapkan selain pernyataan sikap, aksi diisi dengan konser kemanusiaan yang menampilkan kreativitas peserta PPG berupa band, vocal grup, dan pembacaan puisi. “Tujuannya untuk menghibur dan mendekatkan peserta PPG dengan masyarakat sekaligus penggalangan dana untuk korban konflik di Palestina,” ujarnya usai acara.
Koko mengatakan bahwa penggalangan dana untuk Palestina tidak hanya dilakukan di sekitar area alun-alun Wates, namun juga door to door ke asrama UNY Kampus Wates, pihak UNY sendiri, masjid sekitar asrama dan di beberapa titik strategis seperti di lampu merah kota Wates. Hingga Senin (14/7/2014) dana yang telah terkumpul sekitar 13,8 juta. “Senin itu, juga donasi langsung ditranfer dan disalurkan melalui Komisi Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP),” ungkap Koko. Koko berharap aksi tersebut dapat membantu meringankan beban rakyat Palestina dan sebagai bentuk dukungan terhadap korban konflik.
Roni, salah satu pengunjung konser kemanusiaan menuturkan mengapresiasi diadakannya aksi solidaritas untuk rakyat Palestina. “Acara ini bagus dan perlu ditingkatkan, apalagi sebagai sesama saudara, kita harus saling membantu dan merasakan penderitaan korban Palestina terutama masyarakat sipil yang telah terinjak-injak oleh kebiadaban Israel,” ujarnya yang singgah bersama rombongan klub motornya usai menyalurkan bantuan ke salah satu panti asuhan di Yogyakarta. (Wulan dan Handif)