Pewarna pakaian yang selama ini digunakan oleh para pengusaha sering tidak disadari telah mencemari lingkungan. Temuan di Pekalongan menunjukkan sungai-sungai di sekitar pengrajin/perusahaan batik tercemari limbah pewarna. Tak hanya itu, para warga bahkan mengeluh air sumur tidak lagi bisa digunakan karena bau, rasa, atau warnanya sudah berubah. Oleh karena itu, para pengrajin perlu mempertimbangkan pemakaian pewarna pakaian alami, agar dampak kerusakan bisa terkurangi. Demikian sebagaimana dipaparkan Prof. Dr. Sri Atun, dosen Fakultas Matematika dan Illmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNY dalam pelatihan di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Sabtu (12/7/2014). Pelatihan ini merupakan Pelatihan “Pembuatan Pewarna Alam dan Akuntansi bagi UKM” yang diselenggarakan FE UNY melalui UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Corner.
Ketua Penyelenggara yang juga merupakan Koordinator UKM Corner, Dr. Ratna Candra Sari, S.E., M.Si., Akt. Mengatakan bahwa UKM Corner menjadi sarana penghubung antara pihak akademisi dengan pihak praktisi. Selama ini pihak praktisi dalam hal ini para pemilik UKM sulit mengembangkan usahanya karena minimnya kesempatan untuk bertemu dengan pihak akademisi. Dengan makin banyaknya kesempatan bagi mereka bertemu akademisi, tentu akan menjadi lebih banyak kesempatan untuk berkembang.
“Rencana ke depan di FE UNY akan dibentuk Klinik UKM sebagai sarana bagi UKM untuk berkonsultasi langsung tentang usahanya. Tidak hanya wanita yang perlu dipercantik, UKM juga perlu dipercantik, dan Klinik UKM ada untuk mempercantik UKM,” ungkap doktor termuda FE UNY ini.
Selain dari Prof. Dr. Sri Atun, para pelaku UKM juga mendapat tips dan kiat praktis Akuntansi UKM dari Dr. Sony Warsono, MAFIS, Ak. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM) dan Endra Murti Sagoro, S.E., M.Sc. (FE UNY). Kedua narasumber menekankan pentingnya akuntansi bagi pelaku UKM. Meskipun para pengusaha kecil merasa tidak terlalu penting untuk mempelajari akuntansi, keuangan perusahaan akan jauh lebih baik jika mereka menerapkan akuntansi dalam pengelolaannya.
“Hukum penggunaan dana itu sederhana. Kolom kiri dan kanan harus sama. Tapi perlu diingat, kiri dan kanan tidak selalu berarti debet dan kredit, atau tambah dan kurang. Pokoknya, setiap kali ada transaksi, kolom kiri dan kanan harus diisi, harus seimbang. Misalnya, jika kita membeli motor, tambahkan di kiri aset motor dan tuliskan pengeluaran di kolom kanan. Selalu seimbang seperti itu prinsipnya,” jelas Sony.
Sementara Endra menegaskan bahwa memisahkan aset bisnis dan pribadi itu penting. “Seringkali kita mencampur aset perusahaan dan personal dan bahkan ‘merampok’ kas perusahaan tanpa sisa. Agar tidak terjadi demikian, pisahkan keuangan usaha dan pribadi dan buatlah pembukuan sederhana. Saya siap membantu dengan piranti lunak akuntansi sederhana untuk UKM,” terang Endra.
Acara yang dihadiri sekitar 30 pelaku UKM di Yogyakarta ini dirasakan penting bagi mereka, terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. “UKM Corner diharapkan bisa menjadi salah satu solusi bagi UKM untuk menangani masalah-masalah dan kendala yang ditemui dalam mengembangkan usaha mereka,” kata Dhyah Setyorini, Kaprodi Akuntansi dalam sambutan sekaligus membuka acara. (fadhli)