Sekelompok mahasiswa yang menyebut dirinya Aliansi Mahasiswa UNY (AMU) menggelar aksi damai untuk menyatakan sikap netral menolak politik praktis di kampus. Aksi damai dimulai dengan berjalan kaki dari Student Centre menuju Rektorat UNY. Aksi digelar di pintu masuk Boulevard UNY, Rabu, 2 Juli 2014. Aksi damai ini sekaligus ingin menegaskan UNY tidak memihak salah satu dari dua capres dan cawapres.
Menurut Koordinator aksi, Muhammad Bramastyo mengatakan bahwa aksi tersebut dilatarbelakangi adanya kejadian beberapa hari yang lalu di mana beberapa teman-teman mahasiswa UNY ikut berkampanye mendukung salah satu capres-cawapres dengan mengenakan seragam almamater UNY.
“Hal ini menyebabkan timbul isu bahwa UNY tidak lagi netral,” kata Bramastyo. “Padahal dengan kejadian itu banyak mahasiswa UNY yang terganggu dan ingin agar nama institusi pendidikan tidak diseret dalam polotik praktis.” Dia menegaskan bahwa AMU maupun UNY sebagai institusi pendidikan tidak melarang keikutsertaan masing-masing mahasiswa dalam politik, hanya saja tidak perlu membawa nama institusi. Untuk itu AMU mendesak Rektorat UNY untuk mengambil tindakan tegas terhadap mahasiswa yang mengatasnamakan UNY dalam aksi kampanye tersebut.
Wakil Rektor III UNY, Prof. Dr. Sumaryanto menyatakan bahwa mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki hak-hak sebagai warganegara, termasuk hak untuk menyatakan pendapat. Namun, hendaknya mereka mampu membedakan pendapat pribadi dan pendapat yang mewakili institusi atau organisasi.
“Kampus memberikan banyak wadah kegiatan yang positif bagi para mahasiswa,” kata Prof. Dr. Sumaryanto. “Hal itu diharapkan dapat menampung aspirasi mahasiswa dan pemberi inspirasi bagi pemerintah dan masyarakat.” Ketua BEM UNY, Tommy Safarsyah mengatakan bahwa pihaknya tidak terlibat sama sekali dalam aksi yang mengklaim dukungan pada salah satu pasangan capres. “Dukungan tersebut bukan mewakili BEM dan mahasiswa,” tegasnya. (dedy)