Nata sebagai minuman kaya akan serat (dietary fiber) sangat dibutuhkan tubuh dalam proses fisiologi. Konon, produk ini dapat membantu penderita diabetes dan memperlancar proses pencernaan dalam tubuh. Selain itu, rasa kenyang yang ditimbulkan dari mengkonsumsi serat ini bisa sebagai strategi menghadapi obesitas.
Dari hal tersebut mahasiswa Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) yaitu Kumalasari Diah Ayu Pebrianti, Muhammad Labib Ridlo, Dwi Handayani, dan Hasna Ulfiani membuat inovasi yaitu membuat Nata dari buah Siwalan.
Menurut Kumalasari, nata dabusi (daging buah siwalan) merupakan sebuah serapan dari penggalan dua huruf dari da-bu-si, dimana “da” berarti daging, “bu” berarti buah, dan “si” berarti siwalan. Dalam penelitian ini, nata dibuat dalam bentuk kemasan minuman.
Kandungan serat dalam nata, jelaskan Kumalasari, cukup tinggi, yaitu 25 gram per 100 gram bahan. Serat makanan tersebut akan berguna untuk menyuplai asupan kalori, khususnya bagi manusia. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada kelompok populasi dengan konsumsi serat yang tinggi dijumpai insidens yang lebih rendah untuk gangguan saluran cerna, penyakit jantung, kanker kolon, dan mammae.
Pembuatan nata dari daging buah siwalan ini, menurut Kumalasari, diawali dengan tahap persiapan, dilanjutkan dengan tahap pembuatan dan finishing. Pada tahap persiapan dilakukan proses pembuatan ekstrasi daging buah siwalan menggunakan air. Ekstrasi daging buah siwalan tersebut akan dilanjutkan pada tahap pembuatan. Pada proses pembuatan, dilakukan pembuatan nata dengan cara terlebih dahulu penyaringan ekstrasi daging buah siwalan dan menuangkan bahan kimia makanan untuk memberikan unsur keawetan pada nata yang akan dibuat sesuai proporsi yang dianjurkan dan dilanjutkan dengan merebusnya dan dilakukan pemeraman dengan starter nata. Setelah tahap pembuatan, tahap finishing adalah proses pengemasan.
“Pembuatan nata dari daging buah siwalan ini bertujuan untuk menciptakan sebuah produk makanan rakyat yang murah namun memiliki kandungan gizi dan bersifat multifungsi yakni sebagai makanan sehat kaya serat yang mampu dipasarkan pada masyarakat sekaligus mampu mengoptimalkan usaha pengolahan hasil pertanian,” tambahnya.
Untuk pemasarannya, lanjut Kumalasari, nata dabusi dijual sendiri oleh tim, melalui mitra dagang. “Kami juga menggunakan media facebook dan twitter untuk promosi. Harga per cup-nya Rp2.500,00” tutupnya. (witono)