“Profesi wartawan memiliki andil besar dalam pembentukan karakter bangsa. Para wartawanlah yang menuliskan segala fakta dalam hal pendidikan dan budaya yang terjadi di sekitar kita,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Drs. Edy Hery Suasana M.Pd. pada pembukaan Workshop Jurnalistik dengan topik “Membedah Cerita Mengungkap Fakta”. Acara ini dilaksanakan selama 2 hari di Benteng Vredeburg Yogyakarta, 6 – 7 Juni 2014. Workshop ini diikuti puluhan wartawan dari Jawa dan Sumatera dan mahasiswa dari Yogyakarta. Mahasiswa yang mendominasi sebagai peserta adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) FIP UNY dengan didampingi Tim Humas FIP (Safitri Yosita Ratri dan Mareta Puspita)
Workshop I mengangkat tentang ilmu jurnalistik diisi oleh Antonius Purba, seorang wartawan senior independen. Beliau mengutarakan bahwa menjadi wartawan jangan dianggap sepele, ilmu jurnalistik itu perlu kecermatan.
Pada intinya seorang wartawan haruslah independen tidak terikat, cerdas pintar, sehat jasmani dan rohani, berani dan sopan, berpendidikan yang cukup, dan mau banyak belajar. Dalam paparannya, Antonius juga memberikan tips bagaimana menjadi wartawan yang profesional.
Workshop II oleh Ketua Dewan Pers Indonesia, Leo Batubara dengan banyak diskusi tentang dasar hukum wartawan dalam meliput berita. Leo menggarisbawahi bahwa keberadaan media khususnya media cetak ada landasan hukumnya sehingga seorang wartawan harus dapat bertanggung jawab dengan tulisannya, berbeda dengan media online (cyber) yang tidak ada landasan hukumnya sehingga yang terjadi justru membodohi rakyat misalnya saat ini dengan black campaign.
Sesi workshop selama dua hari ditutup dengan kegiatan peserta untuk menjadi wartawan. Guna mengimplementasikan hasil workshop ini, peserta diminta berkelompok dan meliput berita tentang Museum Benteng Vredeburg. Saat selesai para peserta diminta untuk mempresentasikan hasilnya. (yoss/ant)