Sofyan Hadi, M.Pd. (39 tahun) menyampaikan bahwa banyak para pakar, badan, maupun lembaga yang memiliki kompetensi dan otoritas di bidang diklat dan kesehatan memberikan pengertian tentang konsep “Life Skills”. Salah satunya WHO (Ditjen Diklusepa, 2003:6) meberikan pengertian bahwa Life Skills adalah berbagai keterampilan/kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapai berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari secara efektif.
Kaprodi KPI STAIN Jember ini menyampaikan hal tersebut dalam rangkuman hasil riset dalam karya disertasi untuk meraih gelar Doktor Penelitian dan Evaluasi Pendidikan dengan mengangkat judul “PengembanganModel Evaluasi Program Life Skills Pendidikan Luar Sekolah“ dan dipertahankan dalam ujian terbuka dan promosi doktor di Aula PPs UNY, Jumat, 6 Juni 2014.
Di hadapan tim penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Badrun Kartowagiran, M.Pd., Prof. Dr. Abdul Gafur, Prof. Dr. Buchory, MS., M.Pd., Sumarno, Ph.D. (promotor merangkap penguji), Prof. Dr. Yoyon Suryono (co-promotor merangkap penguji, promovendus memaparkan, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model evaluasi penyelenggaraan pendidikan life skills yang dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat bagi pimpinan pendidikan luar sekolah dan segenap pamong belajar, tutor, instruktur serta bermanfaat secara optimal bagi pelaksanaan pendidikan life skills.
Pada akhirnya, promovendus mengemukakan beberapa kesimpulan di anataranya, model evaluasi life skills education (ELSEd), meliputi komponen input, proses dan hasil pendidikan life skills. Input pendidikan life skills meliputi tiga kriteria: materi pendidikan, sarana pendidikan, dan motivasi belajar. Proses pendidikan life skills meliputi empat kriteria: kinerja tutor, metode pendidikan, suasana belajar dan sikap peserta. Hasil pendidikan life skills meliputi kecakapan akademik, kecakapan personal, kecakapan sosial, dan kecakapan vokasi.
Evaluasi model ELSEd hasil penelitian dan pengembangan memiliki kepekaan yang baik terhadap objek yang diteliti dan mengungkap data yang dihasilkan. Tingkat koherensi instrumen ELSEd ketika digunakan untuk menilai evaluasi input, proses dan hasil program life skill pendidikan luar sekolah sesuai dengan rancangan. Model ELSEd memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan evaluasi model lain. Kelebihan model ELSEd dalam proses implementasi di pendidikan luar sekolah yaitu lebih komprehensif, sederhana, fleksibel, efektif, dan berorientasi life skills.
Setelah tim penguji berdiskusi, Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed. memutuskan bahwa hasil riset promovendus dapat dipertahankan dengan baik berdasarkan tanggapan atas saran, masukan, dan pertanyaan tim penguji. Oleh karena itu, berhak mendapatkan gelar doktor kependidikan bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Dalam dokumen akademik PPs UNY, tercatat bahwa Dr. Sofyan Hadi merupakan doktor ke-226 dan ke-138 untuk Prodi PEP. (Rb)