“Dalam memasuki Komunitas Ekonomi Asean (Asean Economic Community) pada tahun 2015, ASEAN diharapkan mampu memainkan peran penting menjadi pasar tunggal dan basis produksi tempat terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas aliran modal. Pada tahun depan kita siap atau tidak siap, harus memasuki era bebas di lingkungan ASEAN. Kita memiliki penduduk 40% dari keseluruhan penduduk ASEAN. Besarnya angka penduduk ini bisa menjadi aset yang sangat berharga, jika penduduk Indonesia mampu menunjukkan sebagai sumber daya yang berkualitas. Sebaliknya bisa menjadi petaka jika mereka tidak mampu menampilkan sebagai sumber daya yang produktif dan berkualitas.”
Demikian dikatakan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. dalam wisuda lulusan S3, S2, S1, dan D3 periode Maret 2014 di GOR UNY, Sabtu, 31 Mei 2014. Lebih lanjut, Rektor mengemukakan bahwa untuk mampu bersaing sumber daya tenaga kerja Indonesia harus terus ditingkatkan baik secara formal maupun informal. Kemampuan yang dimaksud diharapkan dapat memenuhi ketentuan dalam MRA (Mutual Recognition Arrangement) yang telah disetujui bersama.
“Kita banyak berharap bahwa produk pendidikan Indonesia mampu bersaing tidak hanya di dalam negeri,” kata Rektor, “melainkan juga mampu bersaing di luar negeri, minimal di lingkungan ASEAN.” Untuk mewujudkan hal ini sangat diperlukan cetak biru sistem pendidikan secara menyeluruh dan sertifikasi berbagai profesi terkait.
Pada periode Mei 2014 ini diwisuda sebanyak 1440 orang dengan rincian: 14 orang (S3), 146 orang (S2), 1003 orang S1-Kependidikan, 185 orang S1 Non-Kependidikan, dan 92 orang Diploma 3 Non-Kependidikan. Adapun sebaran para wisudawan/wisudawati periode ini, di antaranya: PPs sebanyak 160 orang, FIP sebanyak 167 orang, FMIPA sebanyak 176 orang, FBS sebanyak 239 orang, FIS sebanyak 84 orang, FT sebanyak 247 orang, FIK sebanyak 230 orang, dan FE sebanyak 147 orang.
Para wisudawan/wisudawati yang meraih predikat cum laude sebanyak 382 orang, yang terdiri atas: PPs sebanyak 55 orang, FIP sebanyak 45 orang, FMIPA sebanyak 69 orang, FBS sebanyak 36 orang, FIS sebanyak 32 orang, FT sebanyak 18 orang, FIK sebanyak 57 orang, dan FE sebanyak 70 orang.
Adapun nilai tertinggi wisudawan diraih oleh: 1) Sdri. Dr. Sri Yamtinah, dengan IPK 3,82, jenjang S3, program studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan; 2) Sdri. Laily Amin Fajariyah, M.Pd., dengan IPK 3,99, jenjang S2, program studi Linguistik Terapan; 3) Sdr. Andi Mustofa, S.Pd., dengan IPK 3,95, jenjang S1, program studi Pendidikan Bahasa Perancis, dan 4) Sdri. Eni Yulilestasi, A.Md.Akt, dengan IPK 3,71, jenjang D3, program studi Akuntansi.
Sementara lulusan tercepat adalah: (1) Sdr. Dr. Edi Istiyono Fanani, 3,68, jenjang S3, program studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, (3 tahun 7 bulan); (2) Sdri. Hartini, M.Pd. dengan IPK 3,91, jenjang S2, program studi Pendidikan Sains (1 tahun 4 bulan); (3) Sdr. Agus Aryadi, S.Pd,, dengan IPK 3,48, jenjang S1, program studi Pendidikan Teknik Otomotif (3 tahun 6 bulan); dan (4) Sdri. Eni Yunilestari, A.Md.Akt, dengan IPK 3,71, jenjang D3, program studi Akuntansi (2 tahun 7 bulan).
Selanjutnya lulusan termuda adalah: 1) Sdr. Dr. Asbaruddin, IPK 3,64, jenjang S3, program studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, berumur 37 tahun 7 bulan; 2) Sdr. Afif Khoirul Hidayat, M.Or., dengan IPK 3,83, jenjang S2, program studi Ilmu Keolahragaan, berumur 23 tahun 4 bulan; 3) Sdri. Hestina Puteri Lestari, S.Pd., dengan IPK 3,56, jenjang S1, program Pendidikan Administrasi Perkantoran, berumur 20 tahun 10 bulan; dan 4) Sdri. Tiara Margi Lestari, A.Md.T., dengan IPK 3,24, jenjang D3, program studi Teknik Rias dan Kecantikan, berumur 20 tahun 2 bulan.
Sambutan dari perwakilan mahasiswa disampaikan oleh Laily Amin Fajariyah dari Pascasarjana UNY yang mengatakan bahwa menjadi bagian dari para wisudawan di ruangan ini bukan berarti telah selesai berjuang karena wisuda bukanlah sebuah perayaaan atas fase akhir dalam belajar. Bahkan, ini adalah awal dari sebuah akhir.
“Setelah menyelesaikan masa studi, kita dihadapkan pada awal yang baru, realita yang ada di depan akan memberikan tantangan baru,” katanya. “Perjuangan ke depan menantang kita untuk bisa menyinergikan idealisme dengan realita di lapangan.” Menurutnya, realita yang akan dihadapi memerlukan kecerdasan dan keterampilan lebih untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kompetensi sosial dan interpersonal juga sangat berperan. (dedy)