Indonesia adalah sebuah bangsa yang memiliki kekayaan seni budaya yang luar biasa. Yogyakarta yang dikenal sebagai pusat budaya Jawa tetap menjadikan seni sebagai bagian kehidupan, kebanggaan sekaligus identitas orang Yogyakarta. Salah satu seni budaya yang tersohor sampai seantero dunia adalah seni pentas pewayangan. Pentas wayang dipimpin oleh seorang dalang dalam menyajikan sebuah lakon.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta dan wilayah lain di Indonesia, sebenarnya banyak pemuda bahkan anak-anak yang mendalami ilmu pedalangan baik melalui jalur nyantrik maupun melalui pendidikan formal. Museum Pendidikan Indonesia UNY menangkap fenomena ini dengan menyelenggarakan Festival Dalang Cilik dalam rangka dies natalis UNY ke-50. Festival dilaksanakan di Food Court UNY sejak Selasa hingga Kamis, 6—8 Mei 2014.
Menurut ketua panitia, Sardiman AM., M.Pd. ada kekhawatiran bahwa seni pedalangan ini akan tergerus oleh arus budaya asing. “Salah satu penyebabnya adalah sedikitnya kesempatan bagi para dalang muda/dalang cilik untuk menampilkan kebolehannya,” kata Sardiman AM., M.Pd. “Hal itu disebabkan minimnya perhatian akan potensi yang mereka miliki.” Selain itu, festival ini dilaksanakan untuk melestarikan budaya Jawa karena dalam wayang banyak pesan yang tersirat dan merupakan pembelajaran moral yang baik.
Dibuka oleh Wakil Rektor I UNY, Wardan Suyanto, Ed.D., festival dalang cilik ini diikuti oleh 25 peserta dari beberapa kota di Jawa, bahkan ada satu peserta dari Banjarbaru Kalimantan Selatan yaitu Deniar Titih Aldyan. Semua peserta berumur di bawah 12 tahun dan masih duduk di bangku sekolah dasar. Dalam sambutannya, WR I UNY mengatakan bahwa UNY menjadwalkan kegiatan festival ini untuk melestarikan wayang yang merupakan budaya adiluhung bangsa Indonesia yang jangan sampai dipatenkan oleh negara lain.
“Festival ini juga sebagai sarana latihan untuk menjadi dalang profesional menggantikan para dalang senior,” kata Wardan Suyanto, Ed.D. Festival Dalang Cilik dibuka dengan pementasan drama oleh Tahta Harimukti Proboatmojo dari SMPN 4 Depok Sleman. Sebagai juri yaitu dosen Jurusan Bahasa Jawa UNY Dr. Suwardi M.Hum, dosen Jurusan Pedalangan ISI Yogyakarta Udreka, M.Sn. dan Ketua Pepadi Prop. DIY Edi Suwondo sebagai praktisi. (dedy)